Telset.id, Jakarta – Ribuan karyawan Amazon dilaporkan meminta kepada perusahaan untuk tetap memberi bayaran saat pemberlakuan cuti Pilpres AS guna memberikan suara.
Sebuah petisi yang beredar di jaringan internal mendesak Amazon untuk memberi semua karyawan di AS bayaran saat cuti Pilpres atau giliran kerja guna memberikan suara pada atau sebelum pilpres AS, 3 November 2020 mendatang.
Lebih dari 4.000 karyawan Amazon menandatangani petisi pada Selasa (13/10/2020) malam. Isinya, Amazon “di bawah standar dalam masalah ini”. Padahal, Apple, Uber, Facebook, dan Walmart telah menawarkan cuti.
{Baca juga: Drone Keamanan Amazon Bisa “Intai” Rumah-rumah Pelanggan}
Dikutip Telset.id dari New York Post, petisi tersebut diluncurkan pada Selasa di sistem tiket internal Amazon, yang dapat digunakan oleh para pekerja untuk meminta perubahan kebijakan perusahaan.
Beberapa pekerja menyatakan kekhawatiran bahwa pandemi virus corona akan mempersulit pemungutan suara dan datang bekerja. Sebab, antrean panjang telah muncul di beberapa tempat pemungutan suara.
Amazon mengatakan, karyawan dapat meminta waktu istirahat. Perusahaan telah memberikan informasi kepada staf untuk memberikan suara dan detail lokasi pemungutan suara lokal pada 3 November 2020 nanti.
“Di 47 negara bagian dengan pemungutan suara langsung, karyawan yang kekurangan waktu sebelum atau setelah hari kerja yang dijadwalkan untuk memberikan suara dapat meminta dan diberi izin cuti,” kata Amazon.
{Baca juga: Amazon Terbebas dari Tuntutan atas Kematian Siswa SMA}
Sebagai informasi, Amzon baru-baru ini sempat mendapat gugatan menyusul kematian seorang siswa SMA bernama Logan Stiner yang menelan bubuk kafein. Bubuk kafein tersebut diketahui dibeli seorang teman Stiner di Amazon.
Disebutkan, Stiner ditemukan tidak sadar di rumahnya di barat daya Cleveland pada Mei 2014 silam. Petugas medis mengemukakan bahwa kematian siswa SMA disebabkan aritmia jantung dan kejang akibat toksisitas kafein akut.
Amazon sendiri dinyatakan bebas tuntutan Berdasarkan undang-undang pertanggungjawaban produk Ohio.
“Karena tidak memiliki hubungan dengan produsen pihak ketiga, Amazon tidak punya kontrol atas keamanan produk. Amazon tidak terlibat dalam pembuatannya,” kata Hakim Judi French, yang menulis keputusan dengan suara bulat. [SN/IF]
Komentar ditutup.