Telset.id, Jakarta – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) menuduh 1 perusahaan China, serta 1 perusahaan dan 3 warga negara Taiwan telah mencuri teknologi DRAM milik perusahaan Amerika Serikat (AS), Micron.
DOJ menilai, pencurian tersebut telah melanggar perjanjian perdagangan internasional.
“Perdagangan internasional baik untuk China, tetapi kecurangan harus dihentikan,” tegas Jaksa Agung AS, Jeff Sessions.
Tuduhan ini sendiri terkait dengan pengumuman dari Departemen Perdagangan AS yang melarang perusahaan AS menjual komponen atau material ke Fujian Jinhua Integrated Circuit Company, perusahaan semikonduktor asal China.
Dilansir Telset.id dari ZDNet, Jumat (02/11/2018), perusahaan yang dituntut oleh DOJ adalah Fujian Jinhua dan salah satu mitranya, yakni United Microelectronics Corporation (UMC).
Sementara salah satu dari tiga warga Taiwan yang dituntut adalah Eksekutif UMC dan Fujian Jinhua, Chen Zhengkun. Ia sebelumnya pernah menjabat sebagai General Manajer dan pimpinan cabang Micron di Taiwan dari 2013 hingga 2015.
“Saya tidak akan menyebut kasus siber. Pada dasarnya ini adalah perburuan karyawan dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan mengambil kekayaan intelektual (Micron) mereka,” kata Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, John Demers.
Zhengkun dituduh mendalangi aksi pencurian data. Tuduhan ini didasari oleh dokumen pengadilan yang mengatakan Chen mundur dari Micron di Taiwan untuk bergabung dengan UMC pada 2015.
Saat itu, kata DOJ, dia mengatur perjanjian kerjasama antara UMC dan Fujian Jinhua. Dalam kerjasama tersebut, UMC bakal menyediakan teknologi DRAM yang akan diproduksi secara besar-besaran oleh Fujian Jinhua di pabrik baru mereka.
Menurut DOJ, Chen juga pernah membujuk karyawan Micron di Taiwan, He Jianting dan Wang Yungming untuk pindah ke UMC. Pihak AS mengatakan, keduanya terutama Wang, telah mengunduh dan mencuri lebih dari 900 data rahasia terkait desain DRAM Micron yang disimpan di hard drive dan cloud.
Sebelumnya, Micron telah mengajukan gugatan perdata terhadap UMC dan Fujian Jinhua di California. Tuduhannya juga mirip, yakni melemahkan kekayaan intelektual mereka.
Tak lama setelah gugatan ini, pemerintah China langsung membuka penyelidikan penetapan harga terhadap Micron, Samsung dan SK Hynix. Sedangkan Fujian Jinhua dan UMC mengajukan kasus hukum terhadap Micron di pengadilan Tiongkok, yang menuduh persahaan asal AS itu melakukan pelanggaran paten
Campur tangan pemerintah Cina ini yang membuat pemerintah AS bertindak dengan melakukan pelarangan ekspor serta lewat serangkaian tuduhan di pengadilan.
“China telah mencuri teknologi turbin angin di Wisconsin, penelitian pertanian di Kansas, penelitian obat kanker di Pennsylvania dan kode sumber perangkat lunak di New York.” tukas Demers.
“Ini adalah untuk membuat mereka berperilaku seperti negara lain yang telah mencapai tingkat perkembangan ekonomi itu. Mereka harus jaga perilaku,” tambah Wakil Direktur Biro FBI, David Bowdich mengatakan tujuan utama tuduhan tersebut bukan untuk berseteru dengan China. (WS/FHP)