Setelah Kepler, Giliran Pesawat Antariksa Dawn Tutup Usia

Telset.id, Jakarta – Menyusul teleskop antariksa Kepler yang resmi pensiun belum lama ini, kini giliran pesawat antariksa Dawn yang harus mengakhiri misinya. Ini terjadi setelah 11 tahun pesawat tersebut mengeksplorasi sabuk asteroid.

NASA mengumumkan pada hari Kamis (01/11/2018), bahwa pesawat antariksa yang dikirim untuk mengobservasi dua objek terbesar di sabuk asteroid, Vesta dan Ceres, kehilangan kontak pada sesi komunikasi yang dijadwalkan berlangsung pada 31 Oktober dan 1 November kemarin.

Setelah menganalisis berbagai kemungkinan, para manajer misi menyimpulkan bahwa Dawn kehabisan bahan bakar sehingga pesawat tersebut tidak dapat mengirimkan sinyal komunikasi ke pusat pengendali misi di Bumi.

Anggota tim yang mengerjakan misi Dawn tampaknya telah mengantisipasi hal ini.  Di bulan Juni, pesawat antariksa tersebut dikirimkan ke orbit terdekat, yaitu mengelilingi Planet Kurcaci Ceres. Namun, berakhirnya misi Dawn tetap memberikan momen emosional bagi para anggota yang terlibat.

“Fakta bahwa bingkai plat nomor mobil saya menyatakan, ‘Kendaraan saya yang lain ada di sabuk asteroid,’ menunjukkan seberapa bangga saya terhadap Dawn,” tutur Direktur Misi dan Pimpinan Teknisi Marc Rayman seperti yang dikutip di situs resmi NASA. “Tuntutan yang kami bebankan pada Dawn sangatlah luar biasa, tapi ia berhasil menyelesaikan tiap tantangan. Rasanya sulit untuk mengucapkan perpisahan kepada pesawat antariksa yang mengagumkan ini, tapi inilah saatnya.”

Dirangkum Telset.id dari The Verge, misi Dawn diluncurkan pada tahun 2007, dua tahun sebelum Kepler, untuk mengkaji Vesta dan Ceres, di sabuk asteroid. Sabuk asteroid sendiri yang terletak antara Jupiter dan Mars tersusun dari objek-objek batuan yang tersisa dari awal kelahiran Tata Surya. Nama Dawn, yang dalam bahasa Inggris berarti fajar, merepresentasikan awal terbentuknya Tata Surya.

Dawn adalah pesawat antariksa pertama yang mengorbit dua objek jauh di luar angkasa. Ia mendapati bahwa Vesta dan Ceres sangatlah berbeda satu sama lain. Vesta memiliki inti besi dan permukaan yang berlekuk-lekuk karena penuh kawah. Vesta juga diidentifikasi memiliki gunung yang dua kali lebih besar dari Gunung Everest pada pusatnya.

Sementara itu, Ceres juga memiliki puncak pada gunung yang ilmuwan duga sebagai gunung berapi es, yaitu gunung yang memancarkan air asin dan lumpur alih-alih magma. Berbeda dengan Vesta yang dipadati oleh batuan dan metal, Dawn menemukan Ceres memiliki batu-batu dan es yang dihiasi titik-titik terang, menandakan adanya garam atau karbonat. Ceres bahkan memiliki material organik di permukaannya.

Perbedaan yang signifikan dari kedua objek tersebut memberikan pemahaman bagi para ilmuwan mengenai dinamika Tata Surya di awal pembentukannya. Vesta menyerupai planet-planet terdalam dan kemungkinan besar terbentuk tak jauh dari posisinya yang sekarang. Sementara itu, Ceres yang permukaannya dilapisi material es diduga terbentuk jauh dari panas Matahari agar dapat bertahan sebelum ia bergeser mendekati pusat.

Walaupun Dawn telah mati, data yang dikumpulkan selama 11 tahun akan tetap hidup dan para peneliti di Bumi masih memiliki banyak pekerjaan untuk menganalisis informasi-informasi yang telah dikirimkan tersebut.

“Dalam banyak cara, warisan Dawn hanyalah permulaan,” ujar Pimpinan Investigasi Misi Dawn Carol Raymond. [AU/IF]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI