JAKARTA – Di Jerman, para difabel buta-tuli menggunakan aplikasi alfabet yang dapat diraba untuk saling berkomunikasi. Nama aplikasi tersebut, Lorm. Lorm ini disebut-sebut memiliki beberapa seri gerakan tangan. Namun, dengan beberapa kekurangan yang tidak bisa dihindari.
Kekurangan itu antara lain, tidak banyaknya orang yang memahami aplikasi tersebut. Artinya, difabel buta-tuli hanya terbatas bisa berkomunikasi dengan difabel buta tuli lain yang mengerti Lorm. Untuk itu, diciptakanlah teknologi baru agar penderita difabel buta-tuli yang tidak mengerti Lorm dapat saling berkomunikasi.
Peneliti di Berlin mengembangkan Mobile Lorm Glove, sarung tangan canggih yang membuat difabel buta-tuli dapat mentransmisi Lorm menjadi teks di komputer atau perangkat mobile.
Dikutip dari Mashable, Sabtu (14/3/2015), difabel buta-tuli dapat menjalankan jari-jarinya di sepanjang sensor di sarung tangan tersebut. Sarung tangan ini bentuknya biasa, seukuran tangan orang normal.
Menurut peneliti, komunikasi yang ditransmisi dari Lorm ke komputer, membutuhkan Bluetooth untuk bisa terjadi.
Saat ini, sarung tangan ‘ajaib’ ini masih merupakan prototipe, namun telah memiliki aplikasi praktikal. [AI/IF]