Telset.id, Jakarta – Pendiri CrossFit, Greg Glassman, menyampaikan permintaan maaf atas tweet yang menyamakan masalah pembunuhan George Floyd oleh polisi di Amerika Serikat dengan pandemi Covid-19.
Postingan kontroversial Greg Glassman ini bermula saat dia menanggapi sebuah tweet dari firma riset Institute for Health Metrics and Evaluation yang mengklasifikasikan rasisme dan diskriminasi sebagai masalah kesehatan masyarakat.
Menanggapi postingan tersebut, Glassman men-tweet sebuah kalimat It’s FLOYD-19, yang jika diartikan dia menyamakan masalah pembunuhan George Floyd dengan pandemi Covid-19.
Cuitan itu akhirnya menimbulkan kecaman luas dari para netizen, yang kecewa dengan sikap Glassman. Dan akibat cuitan itu, mengakibatkan produsen sepatu Reebok memutus hubungan kemitraan dengan CrossFit.
It's FLOYD-19.
— Greg Glassman (@CrossFitCEO) June 6, 2020
{Baca juga: Suarakan #BlackLiveMatters, Netizen “Demo” Tewasnya George Floyd}
“Baru-baru ini, kami sedang berdiskusi mengenai perjanjian kerja sama baru dengan CrossFit. Namun, dengan adanya peristiwa tersebut, kami memutuskan untuk mengakhiri kemitraan,” kata Reebok, dilansir Phone Arena.
Seperti dikutip Telset.id, Senin (8/6/2020), Reebok berjanji tetap akan memenuhi kewajiban kontrak tersisa pada 2020 dengan CrossFit. Selanjutnya, Reebok belum berpikir untuk menggalang kerja sama lagi dengan CrossFit.
Reebok hadir ketika CrossFit, yang notabene merupakan perusahaan milik Adidas, sedang berjuang melawan penurunan penjualan perangkat kebugaran. CrossFit saat itu tengah mencari daya tarik lebih luas, tak hanya wanita.
Kemitraan antra Reebok dan CrossFit menghasilkan sejumlah inovasi. CrossFit mendulang untung dari sinergi tersebut. CrossFit muncul sebagai merek produk kebugaran pribadi dan kembali tumbuh pada tahun berikutnya.
{Baca juga: Apple Store Dijarah Massa Demo George Floyd}
Protes massa atas kematian Floyd memang di luar dugaan. Kerusuhan terjadi di hampir semua kota di AS. Bahkan, aksi itu berujung kepada penjarahan toko-toko.
Salah satu yang dijarah adalah Apple Store. Akibat penjarahan itu, toko Apple di sebagian besar di Amerika Serikat kembali ditutup sementara.
Situasi makin memanas setelah Presiden AS Donald Trump membuat postingan kontroversial di Facebook dan Twitter. Postingan Trump dianggap kontroversial saat menyikapi aksi demontrasi insiden Floyd.
Postingan kontroversial Donald Trump di Facebook itu berbunyi “when the looting starts, the shooting starts”, atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti “Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai”.
Kasus Greg Glassman ini sekali lagi mengajarkan kita untuk lebih bijak di media sosial, terutama saat memposting sesuatu. Akibat sebuah cuitan pendek yang tak lebih dari dua kata, bisa berdampak besar bagi Greg Glassman dan juga perusahaannya, CrossFit.
{Baca juga: Facebook, Snapchat, dkk Kutuk Kasus Rasisme George Floyd}
Selain menuai kecaman dari seluruh dunia, Glassman tentu akan sangat menyesali perbuatannya karena berimbas pada usahanya, setelah Reebok yang menjadi mitra besarnya memutuskan pecah kongsi.
Ingat pesan bijak bersosmed: “Jangan Sampai Jempol Bertindak Lebih Cepat dari Otak”. [SB/HBS]