Telset.id, Jakarta – Sebuah bintang masif di galaksi jauh telah membingungkan para astronom karena menghilang tanpa jejak. Ke manakah bintang tersebut pergi? Di manakah sekarang ia berada?
Menurut laporan New York Post, para ilmuwan telah mengamati bintang itu selama beberapa dekade karena berada pada tahap akhir dari masa hidup, yang berarti ledakan supernova besar bisa saja terjadi.
Bintang tersebut, seperti dikutip Telset.id, Senin (06/07/2020), diamati bersinar terang antara tahun 2001 dan 2011. Namun, para ilmuwan mengemukakan bahwa mereka kehilangan jejak dari bintang masif tersebut di tahun 2019.
{Baca juga: Ilmuwan Temukan “Bayangan Cermin” Bumi dan Matahari}
Bingung kenapa bintang masif dapat menghilang secara misterius, para ilmuwan melihat kembali data dari 2016. Mereka menemukan fakta bahwa bintang tersebut ternyata juga sempat menghilang misterius.
Sekarang, para ilmuwan kembali bertanya-tanya apakah bintang itu telah melewati tahap supernova, yang sebelumnya dianggap sebagai langkah yang diperlukan pada akhir kehidupan sebuah bintang.
{Baca juga: Benarkah Tabrakan Galaksi Picu Pembentukan Tata Surya?}
Atau, bintang tersebut bisa saja masuk ke dalam lubang hitam. Jika benar, ahli astrofisika Andrew Allan menyebut akan menjadi deteksi langsung pertama bintang monster yang mengakhiri hidup dengan cara itu.
Dulu, para ilmuwan mampu mendeteksi bintang besar di galaksi Kerdil Kinman, 75 juta tahun cahaya di konstelasi Aquarius. Kini tidak ada teknologi untuk mengamati masing-masing bintang dalam jarak tersebut.
Sebelumnya, sekelompok ilmuwan menemukan bintang berdenyut sangat tua di dalam sistem bintang ganda. Temuan itu memberi mereka wawasan baru tentang bagaimana benda langit tumbuh dan mati.
Menemukan bintang tua nan putih yang berdenyut membuat para ilmuwan dapat menentukan bagaimana evolusi biner telah memengaruhi struktur internal bintang. Bintang putih berukuran kecil itu merupakan inti terbakar yang tertinggal.
{Baca juga: Ilmuwan Temukan Sisa-sisa Bintang Tua yang Tertinggal}
Steven Parsons dari Departemen Fisika dan Astronomi Universitas Sheffield, yang bertugas memimpin penelitian ini, mengatakan bahwa menentukan dari apa benda kerdil putih dibuat sungguh tidak mudah.
Alasannya, benda-benda tersebut memiliki sekitar setengah dari massa matahari, dikemas ke dalam sesuatu dengan ukuran sama persis dengan Bumi. “Kerdil putih berdenyut yang kami temukan sangat penting,” ujar Steven Parsons.
Pulsasi dari bintang itu sendiri ditemukan menggunakan HiPERCAM, kamera kecepatan tinggi yang revolusioner. Langkah selanjutnya adalah terus mengamati katai putih untuk merekam sebanyak mungkin pulsasi. (SN/MF)