Telset.id, Jakarta – Pemerintah Belarusia blokir internet dan Twitter sehingga masyarakat sulit mendapat informasi. Kebijakan ini dilakukan karena adanya protes dari masyarakat mengenai hasil pemilu tahun 2020.
Dilansir Telset.id dari Engadget pada Selasa (11/08/2020), Twitter mengatakan bahwa platform mereka telah diblokir oleh pemerintah Belarusia, setelah masyarakat di sana melakukan protes atas hasil pemilu yang digelar.
“Kami melihat pemblokiran & pembatasan Twitter di #Belarus sebagai reaksi terhadap protes yang memperebutkan hasil pemilu,” ujar Twitter.
Masih melalui cuitannya, Twitter menyayangkan kebijakan pemerintah Belarusia karena dianggap melanggar hak kebebasan manusia dengan blokir Twitter dan membatasi akses internet.
{Baca juga: Facebook, Twitter Dkk Hapus Postingan Hoax Trump Soal Corona}
“Membatasi internet sangat berbahaya. Mereka pada dasarnya melanggar hak asasi manusia & prinsip-prinsip #OpenInternet,” cutinya.
We're seeing blocking & throttling of Twitter in #Belarus in reaction to protests contesting the election result. #KeepItOn
Internet shutdowns are hugely harmful. They fundamentally violate basic human rights & the principles of the #OpenInternet.https://t.co/DN3pc4TkWC
— Twitter Public Policy (@Policy) August 10, 2020
Tidak hanya blokir Twitter. Menurut lembaga nirlaba Access Now melalui akun @accessnow, pemerintah Belarusia juga membatasi akses internet, memblokir media independen, dan memblokir layanan VPN.
“Memblokir puluhan situs termasuk beberapa media independen & situs pemungutan suara alternatif dan memblokir sejumlah layanan VPN,” cuit @accessnow.
Our partners in #Belarus say authorities have:
🚫 cut an uplink carrying 50% of foreign traffic
🚫 blocked dozens of sites incl. some independent media & alternative voting sites
🚫 blocked a number of VPN services #Internetshutdowns taint elections. Belarus must #KeepItOn— Access Now (@accessnow) August 9, 2020
Sedangkan menurut akun @netblocks, pemblokiran Twitter, layanan VPN, dan internet telah terjadi sejak Minggu (10/08/20) imbas dari protes masyarakat yang dilakukan.
“Update: Sudah hampir 24 jam sejak itu #Belarus sebagian besar offline setelah serangkaian gangguan internet yang memburuk selama pemilihan hari Minggu,” cuit @netblocks.
Update: It has been almost 24 hours since #Belarus fell largely offline after a series of worsening internet disruptions during Sunday's elections.
Real-time network data confirm the incident is ongoing, limiting freedom of expression and assembly 📉
📰 https://t.co/JcBhvhgVcR pic.twitter.com/Siz33QIFqU
— NetBlocks.org (@netblocks) August 10, 2020
Protes yang disuarakan masyarakat Belarusia merupakan buntut dari hasil pemilu dimana Alexander Lushenko memenangkan pemilu dengan 80% suara.
Masyarakat protes terhadap hasil suara Alexander selaku calon presiden petahana dengan memadati jalan-jalan kota. Polisi pun berusaha membubarkan mereka dan akhirnya bentrokan tidak terhindarkan.
{Baca juga: Remaja Peretas Akun Twitter Bill Gates Merasa Tak Bersalah}
Protes pemilu juga menambah kesulitan di negara tersebut di tengah pandemi Covid-19. Belarusia termasuk negara yang memiliki kasus Covid-19 yang tinggi dan hingga kini angka positif Covid-19 belum menurun di negara itu. (NM/MF)