Belanja Online Dorong Perkembangan Sektor Logistik

Telset.id, Jakarta: Generasi muda “zaman now” semakin aktif di dunia maya. Tak hanya sekedar berinteraksi di sosial media, tapi juga aktifitas belanja online. Alhasil terjadi pergeseran tren, dari bisnis konvensional ke bisnis digital (E- commerce).

Tren belanja online semakin meningkat karena menawarkan berbagai kemudahan, seperti menghemat waktu belanja dan ongkos transport, serta tersedia banyak pilihan barangnya. Di sisi lain, ternyata tren belanja online itu juga punya dampak positif juga untuk industri karena mendorong sektor logistik.

Banyaknya transaksi online membuat permintaan terhadap pengiriman barang juga meroket. Tak hanya pengiriman barang dalam kota, tapi juga pengiriman antar propinsi, antar pulau hingga antar negara tanpa batasan.

“Sekarang konsumen maunya serba cepat, pesan barang nanti sudah sampai. Itu butuh dukungan logistik yang bagus untuk mengirim barang tepat waktu,” ujar Presiden JDA Software Goup Inc Asia Pacific Amit Bagga dalam acara JDA Day, di Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Baca juga: Pria Indonesia Ternyata ‘Doyan’ Belanja Online

Populasi yang tinggi, urbanisasi semakin cepat dan tingkat kekayaan konsumen diperkotaan, imbuh Amit, juga mendorong berkembangnya sektor logistik di Asia.

Tak heran, raksasa teknologi asing berlomba menggarap pasar Asia dengan membangun jaringannya di setiap daerah seperti yang dilakukan J&T milik Grup Alibaba.

Sayangnya, laju pertumbuhan logistik masih terhambat ketersediaan infrastruktur jaringan transportasi di daerah, khususnya di luar Jawa. Upaya pemerintah menggenjot pembaguna infrastruktur di daerah dinilai perlu diapresiasi, walaupun masih perlu terus diperluas.

“Dengan populasi mencapai 270 juta jiwa pada 2020, sektor logistik Indonesi akan tumbuh pesat. Ini karena perkembangan industri E-commerce,” imbuh dia.

Amit mengutip data Asosiasi Jasa Kurir Indonesia (Asperindo) yang memperkirakan sektor logistik akan tumbuh lebih dari 15% pada 2018, dibanding tahun sebelumnya.

Sedangkan Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) tidak seoptimis Asperindo, namun tetap memperkirakan pertumbuhan sektor itu mencapai setidaknya 10%.

“Perusahaan lokal harusnya bisa lekas beradaptasi dengan bisnis online dengan memulai transformasi digital mereka,” pungkas dia. [WS/HBS]

 

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI