Banyak Hoaks, Facebook Bikin Pusat Informasi Iklim

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Facebook meluncurkan pusat informasi ilmu iklim untuk meningkatkan sumber yang dapat dipercaya tentang perubahan iklim. Sebab, para kritikus mempertanyakan peran Facebook dalam penyebaran hoaks.

Facebook mengatakan, proyek tersebut mengikuti model Pusat Informasi Covid-19. Facebook telah meluncurkan fitur serupa bulan lalu ketika pemungutan suara untuk persiapan pemilihan Amerika Serikat pada November 2020 nanti.

Facebook “Semprit” Pengguna yang Sebar Hoaks Corona

Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Rabu (16/9/2020), alat tersebut untuk sementara akan diluncurkan di negara tertentu, yakni Amerika Serikat, Prancis, Jerman, dan Inggris Raya. Negara lain bakal menyusul.

“Pusat Informasi Ilmu Iklim adalah ruang khusus dengan sumber daya faktual dari organisasi terkemuka dan langkah-langkah yang dapat dilakukan orang dalam kehidupan guna memerangi perubahan iklim,” kata Facebook.

Facebook menyebut, artikel dari penerbit berkualitas tinggi dan sumber lain tentang berita ilmu iklim akan tersedia. Maklum, Facebook menghadapi tuduhan mengizinkan klaim palsu seputar perubahan iklim melalui kebijakan soal artikel.

Facebook dituding memprioritaskan penanganan informasi yang salah yang menimbulkan ancaman bahaya langsung, seperti penipuan tentang penyembuhan virus corona serta ujaran kebencian yang dapat memicu kekerasan global.

{Baca juga: Cara Facebook Bantu Berantas Hoaks Virus Corona}

Kepala Kebijakan Global Facebook, Nick Clegg, mengatakan, perusahaan akan terus mengecualikan klaim palsu tentang perubahan iklim yang diposting oleh politisi meskipun sering kali menjadi salah satu konten paling populer di platform.

Sebelumnya, kelompok advokasi nirlaba bernama Avaaz melaporkan bahwa misinformasi kesehatan soal hoaks corona di Facebook telah dilihat 3,8 miliar kali selama setahun terakhir.

Menurut pemaparan Avaaz, puncak kesalahan informasi atau misinformasi kesehatan terjadi pada April 2020 lalu, ketika pandemi virus corona melanda kota-kota di Amerika Serikat.

Jaringan yang terlibat menerima sekitar 400 juta penayangan hanya dalam satu bulan. Jangkauan mereka jauh melampaui akun organisasi kesehatan terkemuka di raksasa media sosial itu.

Dikutip Telset.id dari New York Post (23/8), Avaaz mengatakan bahwa hanya 16 persen dari misinformasi kesehatan tentang hoaks corona yang ditemukan memiliki label penasihat yang melekat.

Algoritma pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat yang besar bagi lebih dari 2,7 miliar pengguna dengan gagal menghapus pernyataan palsu di platform.

Avaaz menemukan situs pihak ketiga yang menjangkau khalayak dengan misinformasi kesehatan di Facebook. Avaaz menemukan halaman Facebook teratas yang mengarahkan konten ke situs tersebut.

{Baca juga: Hoaks Corona di Facebook Dilihat Sebanyak 3,8 Miliar Kali}

Temuan Avaaz menunjukkan bahwa saat Covid-19 melanda negara, teori konspirasi dan karakterisasi yang salah juga menyebar. Sampai-sampai, ada protes ke Facebook dari tenaga medis.

Awal tahun ini, 100 dokter dan perawat rumah sakit mengirim surat ke Facebook. Surat berisi peringatan bahwa informasi salah menghalangi kemampuan mereka untuk merawat pasien. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI