Telset.id, Jakarta – Meski telah ada UU ITE, namun rupanya hal itu tidak membuat para penyebar berita palsu, atau biasa disebut hoax, menjadi gentar. Bahkan kini penyebaran hoax semakin menggila di Indonesia. Untuk menangkal berita-berita hoax di Internet atau media sosial, sembilan relawan tergerak untuk membuat aplikasi bernama”Turn Back Hoax”.
Masalah penyebaran hoax atau berita palsu semakin marak dalam beberapa bulan terakhir. Ironisnya, hoax yang disebarkan itu banyak yang berhasil membuat orang percaya, dan akhirnya berujung pada ujaran kebencian yang di media sosial.
Hal inilah yang membuat Khairul Anshar dan delapan orang temannya untuk mengembangkan aplikasi Turn Back Hoax, sebuah aplikasi crowdsource yang akan bisa menjadi semacam database dari kumpulan berbagai informasi hoax, baik itu halaman website, pesan berantai, maupun gambar.
Aplikasi yang menyerupai forum ini mengharuskan penggunanya masuk dengan akun Facebook sebelum mengunggah informasi berupa pesan berantai, artikel yang dimuat di situs, atau bisa juga berupa foto.
[Baca juga: Google & Facebook Blokir Situs Berita Palsu]
“Saat ini aplikasinya masih terus kita kembangkan, tetapi sudah bisa digunakan. Semoga minggu depan sudah rampung semua dan bisa diluncurkan secara resmi. Rencananya aplikasi ini tidak hanya di website, tapi juga perangkat mobile,” ujar Khairul Anshar, salah satu pengembang aplikasi Turn Back Hoax, di Jakarta, Sabtu (17/12/2016).
Lantas bagaimana aplikasi Turn Back Hoax bekerja menangkal berita palsu? Kuncinya kembali pada masyarakat untuk mau berpartisipasi melaporkan setiap informasi hoax yang kini banyak bertebaran di Internet dan media sosial ke aplikasi ini.
Untuk mengetahui sebuah berita atau informasi adalah hoax atau bukan, pengguna lain dapat berpartisipasi dengan meng-klik flag hijau jika berita asli (bukan hoax), atau flag merah untuk berita palsu (hoax). Pengguna bisa menuliskan penjelasan soal berita hoax atau bukan di kolom komentar, pengguna juga dapat berdiskusi di kolom tersebut.
Sementara untuk mencari tahu informasi yang berupa foto, aplikasi yang berupa ekstensi di Google Chrome ini akan menyambungkan dengan Google Image. Dengan begitu, pengguna bisa mencari tahu siapa yang pertama kali mengunggah foto tersebut, dan informasi apa yang sebetulnya diberikan pada foto itu.
[Baca juga: Mahasiswa Ini Temukan Cara Atasi Berita Hoax di Facebook]
“Semakin banyak yang melaporkan dan memberikan flag akan lebih bagus, karena akan semakin banyak informasi tentang berita hoax yang masuk ke aplikasi ini. Jadi kalau mau menelusuri kebenaran sebuah informasi, pengguna tinggal masuk ke aplikasi ini dengan menggunakan fitur mencari hoax. Pengguna bisa melihat flag yang sudah dikelompokkan berdasarkan domain halaman web dan melihat detail hasil flag,” paparnya.
Tapi, menurut Khairul, walaupun memiliki penanda flag merah dan hijau di setiap postingan, tapi pembaca tidak bisa langsung menyimpulkan apakah informasi tersebut sudah pasti hoax atau bukan berdasarkan jumlah flag.
Karena bisa saja mungkin ada orang yang menandai informasi tersebut sebagai hoax, padahal sebenarnya asli, atau sebaliknya ditandai asli padahal hoax. Kemungkinan itu bisa terjadi karena aplikasi ini dapat diakses oleh siapa saja.
Untuk menghindari hal itu terjadi, pengguna disarankan untuk membaca kolom komentar, sehingga akan dapat menarik kesimpulan apakah informasi tersebut hoax atau bukan.
Sistem di aplikasi Turn Back Hoax juga bisa mendeteksi apakah pengguna yang log-in menggunakan akun palsu atau bukan. Kalau misalnya ketahuan palsu, maka akun tersebut akan di blacklist.
Khairul berharap dengan aplikasi ini nantinya semua informasi yang masuk dalam database akan diteruskan kepada Kominfo maupun Kepolisian untuk dapat di tindaklanjuti sebagai penyebaran berita palsu atau hoax.
[Baca juga: 7 Hoax Tentang Penggunaan Smartphone]
“Kami yakin masih banyak orang baik yang ingin berbagi informasi positif, tapi mereka selama ini bingung toolsnya tidak ada, maka kita kembangkan aplikasi ini. Kami juga terbuka dengan pihak lain yang ingin bekerja sama dengan program ini,” pungkas Khairul.[HBS]