Telset.id, Jakarta – Ketika kuartal fiskal tahun ini berakhir, Amazon memperkirakan akan menghabiskan lebih dari USD 11 miliar untuk biaya terkait virus corona. Amazon memperkirakan menghabiskan USD 4 miliar atau Rp 58 triliun untuk memerangi Covid-19.
Menurut New York Post, seperti dikutip Telset, Senin (2/11/2020), pengeluaran sebesar itu di atas biaya USD 7,5 miliar yang telah meningkat sejak Maret 2020.
{Baca juga: Amazon Perpanjang Kebijakan Work From Home Hingga Juni 2021}
Pengeluaran untuk virus corona pada kuartal pertama membuat Amazon menelan biaya USD 600 juta. Jumlahnya lalu membengkak menjadi Rp 58 triliun selama puncak pandemi Covid-19.
pengeluaran Amazon kemudian turun sedikit menjadi USD 2,5 miliar pada kuartal terakhir. Investasi, termasuk peralatan pelindung pribadi untuk staf Amazon, menghabiskan biaya hingga USD 1 juta. Belum dengan sterilisasi.
“Upah juga menjadi lebih tinggi untuk pekerja per jam. Kami harus pula menggelontorkan dana sampai ratusan juta dolar Amerika Serikat untuk mengembangkan kemampuan pengujian virus corona. Uang yang kami keluarkan selama pandemi Covid-19 sangatlah banyak,” kata Amazon.
{Baca juga: Spesifikasi dan Harga HP Terbaru 2020}
Saat melakukan panggilan telepon dengan para analis, CFO Amazon, Brian Olsavsky, mengatakan bahwa terjadi peningkatan biaya secara signifikan.
Biaya itu terkait rekrutmen besar-besar untuk karyawan baru yang dipekerjakan guna mendukung permintaan pesanan pelanggan yang semakin tinggi.
Panduan e-tailer yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, tentang pendapatan operasional untuk kuartal tersebut adalah USD 1,5 miliar hingga USD 4 miliar atau sekitar Rp 58 triliun.
Biaya sebesar itu sudah termasuk perhitungan pengeluaran terkait upaya yang dilakukan selama Covid-19.
Olsavsky mengatakan bahwa pandemi Covid-19, pemilihan presiden, dan fakta bahwa ekstravaganza belanja Prime Day Amazon ditunda hingga Oktober 2020 telah menciptakan ketidakpastian.
Sebelumnya Amazon mengumumkan telah memperpanjang kebijakan work from home bagi karyawannya. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat ini kembali mengizinkan beberapa karyawannya untuk terus bekerja dari jarak jauh. Setidaknya hingga Juni 2021.
{Baca juga: Cuti Pilpres AS, Karyawan Amazon Minta Tetap Dibayar}
“Karyawan yang bekerja dalam peran yang secara efektif dapat dilakukan dari rumah dipersilakan untuk melakukannya hingga 30 Juni 2021,” kata juru bicara Amazon.
Amazon sendiri menyebut telah menginvestasikan dana dan sumber daya yang cukup besar untuk menjaga mereka yang memilih datang ke kantor agar tetap aman.
Ini dilakukan baik melalui penerapan social distancing, pembersihan secara mendalam, pemeriksaan suhu, dan penyediaan penutup wajah serta hand sanitizer. [SN/HBS]