Telset.id – Kecerdasan buatan (AI) kini tak hanya mengubah dunia teknologi, tetapi juga merambah ranah rumah tangga. Laporan terbaru mengungkap tren meningkatnya kasus perceraian yang dipicu perselingkuhan pasangan dengan chatbot AI. Fenomena ini menimbulkan dilema hukum serius di berbagai negara, termasuk pertanyaan apakah hubungan dengan AI bisa dikategorikan sebagai perselingkuhan.
Menurut investigasi Wired, semakin banyak pasangan yang menggunakan ketergantungan signifikan mereka pada kompanion AI sebagai alasan utama pengajuan gugatan cerai. Rebecca Palmer, seorang pengacara perceraian, mengonfirmasi bahwa firma hukumnya telah menangani klien yang bercerai atau sedang dalam proses perceraian karena pasangan mereka berselingkuh dengan AI.
“Hukum masih berkembang seiring dengan pengalaman-pengalaman ini,” ujar Palmer kepada Wired. “Tetapi beberapa orang menganggapnya sebagai hubungan yang sesungguhnya, dan terkadang lebih baik daripada hubungan dengan manusia.” Dalam satu kasus yang sedang berjalan, pasangan yang dituduh bahkan menghamburkan uang dan membagikan informasi pribadi seperti rekening bank dan nomor jaminan sosial kepada chatbot.
Dilema Hukum yang Kompleks
Palmer menambahkan bahwa situasi ini memberikan sakit kepala bagi para hakim yang sudah “berjuang dengan apa yang harus dilakukan terhadap perselingkuhan dengan manusia.” Kompleksitasnya semakin meningkat karena di beberapa negara bagian Amerika Serikat, perselingkuhan dengan pasangan secara harfiah merupakan tindakan ilegal.
Di Michigan, Wisconsin, dan Oklahoma, perzinaan merupakan tuduhan kejahatan yang dapat dihukum hingga lima tahun penjara atau denda hingga US$10.000 (sekitar Rp160 juta). Kondisi ini memunculkan pertanyaan mendasar: apakah obsesi pasangan terhadap AI dapat menjadi pembenaran untuk kehilangan hak asuh anak?
Dalam pertarungan hak asuh anak, Palmer menyatakan “sangat dapat dibayangkan dan mungkin” bahwa para hakim akan mempertanyakan pertimbangan orang tua jika “mereka melakukan percakapan intim dengan chatbot.” Situasi ini juga “mempertanyakan bagaimana mereka menghabiskan waktu dengan anak mereka.”
Baca Juga:
Prediksi Peningkatan Kasus
Elizabeth Yang, pengacara hukum keluarga di California, memprediksi akan terjadi lonjakan pengajuan perceraian seiring dengan semakin banyak orang yang jatuh cinta pada kekasih AI mereka. Pola ini mirip dengan peningkatan perceraian selama pandemi COVID-19.
“Seiring

