Telset.id – Para ilmuwan di Jepang berhasil menciptakan sinapsis AI bertenaga cahaya yang mampu mengenali warna dengan akurasi mendekati kemampuan mata manusia. Teknologi revolusioner ini dikembangkan oleh tim dari Tokyo University of Science dan mencapai tingkat akurasi 82% dalam pengujian.
Dipimpin oleh Associate Professor Takashi Ikuno dari Departemen Teknik Sistem Elektronik, perangkat ini dirancang untuk mengatasi tantangan utama dalam sistem visi mesin konvensional: konsumsi daya tinggi dan kebutuhan komputasi besar. “Hasil ini membuka potensi besar untuk aplikasi sistem AI hemat daya dengan kemampuan pengenalan visual,” jelas Ikuno dalam pernyataan resmi.
Cara Kerja Inovatif
Perangkat ini meniru cara kerja sinapsis biologis – penghubung antar neuron yang bereaksi terhadap rangsangan visual. Bedanya, sistem ini sepenuhnya bertenaga cahaya tanpa memerlukan sumber energi eksternal.
Tim peneliti mengintegrasikan dua sel surya peka warna (dye-sensitized solar cells/DSSCs) yang dirancang merespons panjang gelombang cahaya berbeda. Ketika terkena cahaya biru, sinapsis menghasilkan respons tegangan positif, sementara cahaya merah menghasilkan respons negatif.
Baca Juga:
Aplikasi Potensial
Dalam pengujian, sistem ini berhasil membedakan warna dengan resolusi 10 nanometer di seluruh spektrum cahaya tampak – tingkat presisi yang mendekati kemampuan mata manusia. Ketika diintegrasikan ke dalam jaringan komputasi untuk mengenali gerakan manusia, sistem mencapai akurasi 82% dengan hanya menggunakan satu sinapsis.
Teknologi ini berpotensi merevolusi berbagai industri. Di bidang otomotif, sistem visi hemat daya dapat meningkatkan deteksi rambu lalu lintas dan pejalan kaki. Di bidang kesehatan, teknologi ini bisa digunakan untuk perangkat wearable yang memantau kadar oksigen darah dengan konsumsi energi minimal.
Seperti perkembangan terbaru di bidang Neuralink yang berencana implan chip ke otak manusia, terobosan ini menunjukkan percepatan inovasi di antarmuka antara biologi dan teknologi.
Penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Scientific Reports dan diharapkan dapat menginspirasi pengembangan lebih lanjut di bidang sensor optik untuk kendaraan otonom, sensor biometrik medis, dan perangkat pengenalan portabel.