Telset.id, Jakarta – Pemerintah di seluruh dunia telah memperkenalkan aplikasi pelacakan kontak untuk membantu menangani pandemi Covid-19. Tujuannya untuk mengidentifikasi siapa yang telah kontak dengan pasien Covid-19.
Namun, di Singapura, pemerintah telah mengonfirmasi bahwa data yang diperoleh dari aplikasi pelacakan kontak Covid-19 bernama TraceTogether juga dapat digunakan untuk membantu penyelidikan kasus kriminalitas.
Menurut laporan Ubergizmo, seperti dikutip Telset, Rabu (6/1/2021), aplikasi TraceTogether yang diimplementasi pemerintah Singapura aplikasi sudah mencapai 80% penggunaan, dan itu termasuk tingkat penetrasi tertinggi secara global.
Artinya, ada banyak data tentang pengguna yang dapat digunakan oleh penegak hukum jika memang perlu melacak tersangka dalam sebuah penyelidikan kasus kriminal. Bahkan, data bisa dipakai aparat untuk mencari bukti.
{Baca juga: Gunakan Aplikasi TraceTogether, Singapura Lacak Pasien Corona}
Pemerintah Singapura sebelumnya telah berusaha menenangkan warga dengan mengatakan bahwa data aplikasi Covid-19 TraceTogether tidak akan pernah diakses. Lain hal jika pengguna dinyatakan positif Covid-19, data akan disimpan maksimal 25 hari.
Akan tetapi, pemerintah Singapura sekarang mengonfirmasi bahwa berdasarkan KUHAP, kepolisian dapat memperoleh data apa pun yang dibutuhkan, termasuk dari aplikasi Covid-19 TraceTogether, untuk membantu proses penyelidikan.
Cara Kerja Aplikasi Covid-19 TraceTogether
Mungkin beberapa dari Anda penasaran, bagaimana cara aplikasi TraceTogether dan semacamnya dapat melacak siapa saja yang telah kontak dengan pasien Covid-19?
Aplikasi sejenis ini ternyata memanfaatkan sinyal Bluetooth di smartphone. Jadi, TraceTogether akan bekerja dengan menukar sinyal Bluetooth jarak pendek antar smartphone untuk mendeteksi pengguna lain dalam jarak dua meter.
{Baca juga: Cegah Covid-19, Begini Cara Gunakan Aplikasi Peduli Lindungi}
Melalui koneksi ini, aplikasi bisa mendeteksi smartphone lain di jarak yang berdekatan yang juga memasang aplikasi yang sama. Nantinya, akan terjadi pertukaran ID anonim yang akan direkam oleh perangkat masing-masing dan disimpan di memori internal atau lokal.
Nah, ID anonim itulah yang akan berguna ketika pihak rumah sakit ingin melacak mobilitas pasien positif Covid-19 maupun pasien dalam pengawasan. (SN/MF)