Telset.id, Jakarta – Xiaomi mendapat kecaman dari pelanggannya di Inggris, karena menayangkan “iklan sesat”. Meski sudah minta maaf, tapi ternyata urusannya tidak berhenti sampai di situ. Pemerintah Inggris pun turun tangan untuk menyelidiki kasus iklan tipu-tipu tersebut.
Dalam iklan flash sale itu, Xiaomi menawarkan ponsel seharga £ 1 atau Rp 19.182 . Namun tidak disebutkan seri ponsel apa yang dijual.
Pelanggan pun langsung menyerbu program flash sale itu, tapi mereka malah kecewa karena produk yang diburu disebutkan “sudah terjual habis”.
Kekecewaan itu berlanjut menjadi kemarahan, karena ternyata produk yang dijual dalam flash sale itu hanya 2-3 unit ponsel saja. Para pelanggan merasa tertipu, dan menganggap Xiaomi telah membuat “clickbait scam” atau penipuan clickbait.
Melihat kemarahan warganet di linimasa karena merasa tertipu dengan iklan sesat tersebut, pihak pemerintah Inggris pun langsung turun tangan.
@xiaomi UK 1£ event! What a scam! All sold out in less than a second! Wow!
— George Ivanov (@george_i81) November 11, 2018
Dilansir Telset.id dari Standard.co.uk, Rabu (14/11/2018), pihak pengawasan iklan di Inggris yang menerima keluhan warganet di media sosial berencana untuk menyelidiki kasus iklan menyesatkan tersebut.
Pihak Xiaomi pun angkat bicara terkait masalah tersebut. Xiaomi mengatakan jika program “flash sale” memang sudah rutin dilakukan sejak tahun 2013, dan mereka selalu melakukan pengundian terhadap pelanggan yang beruntung mendapatkan ponsel dengan harga miring.
@xiaomi what a dissapointing UK £1 mobile phone promotion. As soon as the counter went to zero it also became out of stock. Such a scam to get people to view their shopping portal.
— Wasif Mehdi (@wasif_mehdi) November 9, 2018
“Sejak tahun 2013, kami memberikan kesempatan kepada pelanggan yang beruntung agar bisa mendapatkan smartphone dengan harga yang sangat rendah,” ucap juru bicara Xiaomi.
“Ini adalah yang pertama di Inggris dan menarik banyak permintaan. Ini jauh melampaui apa yang kami harapkan,” tambahnya.
Pihak Xiaomi pun meminta maaf atas kemarahan warganet di media sosial dan berharap jika mereka tetap bisa bergabung dalam kegiatan promosi Xiaomi selanjutnya.
“Kami minta maaf karena banyak penggemar Xiaomi yang tidak mendapatkannya tetapi kami berharap mereka akan mengambil bagian dalam penjualan flash sale di masa depan ketika kami mengumumkannya,” tutup juru bicara Xiaomi.
@XiaomiUK_ out of stock in precisely 1 sec? What kinda rubbish click bait was this? #Xiaomi #failure pic.twitter.com/9W3YNyl80u
— IMRANO © ⚒ (@1mrano) November 9, 2018
Hal serupa juga dikatakan oleh Manejer Penjualan Xiaomi di Inggris Wilkin Lee. Dia mengatakan jika Xiaomi memiliki sistem pengundian yang khusus terkait promosi tersebut.
“Dari ribuan yang mengklik kata “beli” secara bersamaan maka tie-breaker pun dilakukan untuk memilih pemenang secara acak,” jelas Lee melalui laman Twitter pribadinya.
Xiaomi sendiri memang selalu mengadakan promosi smartphone dengan harga yang miring. Tahun lalu mereka menawarkan 50 unit smartphone dengan harga £ 1 atau Rp 19.182, tetapi hanya dua atau tiga ponsel yang dijual dengan harga yang diiklankan.
Xiaomi tidak pernah menjelaskan informasi pengundian secara jelas kepada pelanggan. Pengguna harus mengklik tautan ke persyaratan dan ketentuan untuk membaca syarat dan ketentuan penjualan.
@XiaomiUK_ Your promotion for the £1 phone was a scam. Looking at the logic and browser requests, there are no calls to check stock limits, you simply swap the text to show 'out of stock' once the timer expired. pic.twitter.com/4HxKFENufL
— Phil Williams (@phil_williams81) November 9, 2018
Padahal aturan Otoritas Standar Periklanan atau The Advertising Standards Authority (ASA) menyatakan bahwa konsumen harus diberitahu “secara jelas dan tepat waktu” tentang terbatasnya ketersediaan suatu produk.
Seorang juru bicara ASA kepada BBC mengatakan, bahwa iklan yang tidak memasukkan informasi syarat dan ketentuan yang jelas, maka itu akan berpotensi menjadi masalah.
“Jika iklan tidak memasukan syarat dan ketentuan berlaku dalam kegiatan promosi maka itu berpotensi menjadi masalah besar,” ujar juru bicara ASA kepada BBC. [NM/HBS]