Telset.id, Jakarta – Samsung Galaxy Note 10 dan Galaxy Note 10+ telah diluncurkan di New York, Amerika Serikat pada Rabu (07/08) waktu setempat. Kabarnya, Samsung ingin membangkitkan minat konsumen terhadap produk-produk andalannya guna menangkal tantangan Huawei.
Raksasa Korea Selatan tersebut meluncurkan duo Galaxy Note 10 seminggu setelah divisi mobile melaporkan penurunan laba operasional perusahaan. Gara-garanya, masih menurut laporan divisi mobile, penurunan laba operasional disebabkan permintaan pasar handset premium yang lesu.
Perangkat premium baru keluaran Samsung akan menjadi senjata utama dalam pertempuran melawan Huawei. Apalagi, Huawei sedang dalam kondisi tak menguntungkan lantaran masuk daftar larangan ekspor Amerika Serikat. Huawei terancam tak bisa memakai sistem operasi Android.
{Baca juga: Ini Dia Fitur-fitur Canggih S Pen Samsung Galaxy Note 10}
Pertempuran antara Samsung dan Huawei bahkan akan benar-benar terjadi pada bulan depan. Sebab, Huawei akan meluncurkan smartphone lipat Huawei Mate X. Dan, pada waktu bersamaan, Samsung kemungkinan besar akan menghadirkan smartphone serupa dengan nama Samsung Galaxy Fold.
Seperti dikutip Telset.id dari Asia Nikkei, Kamis (08/08/2019), DJ Koh, CEO Divisi Mobile Samsung, juga menggembar-gemborkan soal keamanan Galaxy Note 10 dan Galaxy Note 10+. Ia menyindir keamanan smartphone buatan Huawei yang dianggap mengancam Amerika Serikat.
Huawei sadar bahwa pemboikotan Amerika Serikat dan sekutunya berdampak besar terhadap target perusahaan. Padahal, Huawei sangat berambisi menjadi penguasa smartphone dunia, mengalahkan Samsung yang sampai sekarang masih kokoh menjadi vendor smartphone terbesar di dunia.
{Baca juga: Spesifikasi Lengkap dan Harga Samsung Galaxy Note 10}
Sempat lama bertengger di peringkat tiga, Huawei beberapa waktu lalu berhasil menggeser posisi Apple sebagai produsen smartphone terbesar kedua di dunia. Huawei lantas begitu berambisi mengakuisisi posisi Samsung dari peringkat pertama. Namun, Huawei kini tersandung masalah.
“Kami seharusnya akan menjadi produsen terbesar di dunia pada kuartal IV-2019. Akan tetapi, melihat kondisi sekarang, proses untuk mencapai tujuan itu membutuhkan waktu lebih lama,” kata pimpinan Huawei Consumer Business Group, Shao Yang, beberapa waktu lalu di Shanghai. (SN/FHP)
Sumber: Asia Nikkei