Telset.Id, Jakarta- Ketika Google meluncurkan kamera Clips-nya yang dibanderol USD 249 atau sekitar Rp 3,2 juta pada bulan Oktober 2017 yang lalu, banyak yang kemudian mempertanyakan apa sesungguhnya alasan Google.
Itu lantaran kamera Lifelogging bukanlah sesuatu yang baru, dan bukan pula sesuatu yang banyak menuai keberhasilan, mengingat kamera pada smartphone sekarang sudah memiliki kualitas video dan foto yang tidak kalah dengan perangkat kamera khusus.
Sangatlah sulit untuk menaruh harapan pada kamera wearable terutama untuk menangkap momen-momen penting.
Dengan kamera Clips yang akan segera diluncurkan beberapa minggu ke depan, Google lewat sebuah blog post telah merincikan bagaimana kamera ini telah dilatih secara algoritma untuk mengidentifikasi pengambilan foto terbaik.
Untuk itu kamera AI (Artificial intelligence) ini memerlukan pelatihan khusus dan karena itulah Google mengundang para ahli fotografi yang berasal dari berbagai latar belakang untuk mengujinya.
“Kami akhirnya menemukan formulanya, setelah melewati berbagai percobaan, faktor keberuntungan dan juga mendapat masukan dari beberapa ahli dari para pembuat film dokumenter, jurnalis foto, dan juga fotografer seni rupa,” ucap Josh Lovejoy, selaku Senior Interaction Designer Google.
“Bersama-sama, kami mengumpulkan footage dari masing-masing anggota di dalam tim dan mencoba menjawab pertanyaan, “Apa yang membuat sebuah momen menjadi tidak terlupakan?'”
Beberapa dari pembelajaran tersebut mengantarkan kami pada prinsip-prinsip yang mungkin telah Anda pelajari sepanjang pengalaman Anda berjuang untuk bisa mengandalkan kamera smartphone baru atau untuk bisa point-and-shoot. Memahami pengaturan fokusnya, kedalaman obyek dan mengandalkan common sense.
Setiap orang tahu soal timing dan strategi, tapi mesin yang mengandalkan algoritma tidak memiliki pemahaman yang sama.
“Kami perlu melatih kamera ini hingga sempurna,” ucap Lovejoy. “Dengan membuang fitur-fitur yang sesungguhnya tidak diperlukan, cenderung membuang energi (karena memang tidak ada gunanya).
Google mengakui bahwa sembari melatih AI-nya untuk menghargai “stabilitas, ketajaman dan framing,” Clips tidak selalu melakukannya dengan benar. Memang, kamera ini bisa menangkap gambar secara keseluruhan dengan baik tetapi belum tentu menangkap gambar dengan fokus yang detail dan sempurna.
“Kesuksesan Clips nantinya bukan hanya tentang menyimpan, menghapus, meng-klik, dan mengedit (meskipun itu juga termasuk penting),” tegas Lovejoy.
“Ini tentang kepemilikan, co-learning, dan adaptasi dari waktu ke waktu. Kami sangat berharap para pengguna nantinya bisa bereksplorasi dengan kamera ini,” sambungnya. [WIN/HBS]