Telset.id, Jakarta – Di awal minggu ini, sebuah laporan menyebutkan bahwa Valve telah menolak meneribatkan game serta konten yang dibuat menggunakan teknologi AI.
Namun, pada akhirnya perusahaan penyedia game tersebut langsung menanggapi masalah tersebut. Dalam pernyataan yang dibagikan IGN, juru bicara Valve Kaci Aitchison Boyle menjelaskan bahwa perusahaan tidak mencoba untuk mencegah penggunaan AI di Steam.
Seperti yang sudah diketahui, saat ini teknologi AI digunakan untuk membuat berbagai macam konten, mulai dari membuat sebuah lagu, video, gambar, dan bahkan teknologi tersebut telah diterapkan di kendaraan seperti sepeda listrik.
BACA JUGA:
- Valve Janjikan Lebih dari 100 Game Bisa Dimainkan di Steam Deck
- Tahun Depan, Steam Hentikan Layanan di Windows 7, 8, dan 8.1
Aitchision Boyle mengaitkan kebingungan mengenai penolakan game berisi AI tersebut dengan Valve yang bekerja sesuai dengan undang-undang hak cipta saat ini, lalu memperhitungkan dan meninjau teknologi yang digunakan dalam pembuatan game atau konten yang ada.
“Prioritas kami saat ini adalah mencoba mengirimkan sebanyak mungkin judul game yang kami terima. Kami menyambut baik dan mendorong inovasi, serta teknologi AI terkait untuk menciptakan pengalaman baru dan menarik dalam bermain game terbaru,” tegas Boyle.
“Meskipun pengembang dapat menggunakan teknologi AI ini dalam pengerjaan game dan dengan lisensi komersial yang sesuai, mereka tidak boleh melanggar hak cipta yang sudah ada,” ungkap Boyle.
Aitchison Boyle juga menambahkan bahwa Valve telah mengembalikan kredit pengiriman kepada mereka yang melanggar aturan perusahaan saat ini, karena telah menggunakan konten yang dihasilkan dari AI di game buatannya.
Tidak mengherankan melihat upaya Valve untuk mengatasi masalah ini dengan cepat dan sigap, karena sekarang penggunaan AI untuk hal-hal negatif menjadi salah satu masalah paling sulit di bidang teknologi.
BACA JUGA:
- Capai Tahap Beta, Ini Spesifikasi dan Fitur Steam ChromeOS Terbaru
- Sangat Ditunggu, Hogwarts Legacy Puncaki Wishlist di Steam
Di sisi lain, AI generatif juga sangat mengganggu di industri musik. Salah satu contohnya adalah pada bulan April lalu, Spotify dan YouTube menghabiskan sebagian besar waktunya dalam semingu untuk menanggapi klaim hak cipta dari Universal Music Group setelah seseorang mengunggah video viral berisikan lagu Drake yang dibuat dari AI.