Telset.id, Jakarta – Saat ini tak hanya terjadi pandemi Covid-19, tetapi juga “pandemi” Animal Crossing. Dalam versi terbaru waralaba video game Nintendo itu, pemain bisa memasang avatar yang imut dan pindah ke pulau tropis.
Tugas pemain hanyalah membangun sebuah lingkungan sambil membuat hubungan baik dengan para tetangga. Tidak ada level atau orang jahat atau pertempuran di sana. Yang ada hanya interaksi sosial yang sopan dan berbelanja.
{Baca juga: Selama Pandemi Corona, Game Animal Crossing Tiba-tiba Viral}
“Sungguh versi kehidupan yang menggemaskan dan ideal. Mirip The Sims, tetapi tanpa drama apa pun,” kata seorang pemain Austin Voigt, yang tinggal di Minneapolis dan menulis panduan cara bermain game Animal Crossing.
“Kamu tidak bisa mati dalam permainan. Kamu bahkan tidak bisa terluka. Ada hal-hal yang harus dilakukan setiap hari dalam permainan. Sebab, permainan di Animal Crossing versi terbaru bekerja seperti waktu nyata,” tambah Austin.
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Rabu (13/5/2020), Animal Crossing: New Horizons diluncurkan di Nintendo Switch pada akhir Maret 2020, sama seperti Amerika Serikat kali pertama menerapkan lockdown Covid-19.
Dalam waktu enam minggu, game populer tersebut berhasil terjual 13,4 juta kopi dan memecahkan rekor dunia. Padahal, permainan itu tidaklah gratis. Pemain harus membelinya seharga USD 60 atau lebih kurang Rp 890 ribu.
{Baca juga: Unik! Wanita Ini Rayakan Ulang Tahun Pasangannya di The Sims}
Bagi orang-orang yang melakukan karantina diri, Animal Crossing: New Horizons memang menjadi pilihan untuk tetap terhubung dengan orang-orang. Anda dapat membagikan kode untuk memberi akses kepada orang lain ke pulau Anda. [SN/HBS]