Telset.id, Jakarta – Seorang hakim federal di California mengajukan dua tuntutan balasan Apple terhadap Epic Games dalam pertarungan hukum berisiko tinggi. Ini semua berkaitan dengan biaya Fortnite di toko aplikasi App Store.
Apple dan Epic berselisih sejak Agustus 2020 saat Fortnite di-boot dari App Store setelah memperkenalkan sistem pembayaran dalam aplikasi yang memungkinkannya terhindar dari potongan 30 persen.
Apple meminta restitusi dan pencairan semua pendapatan, keuntungan, kompensasi, tunjangan, dan cuan ilegal yang diperoleh Epic Games sebagai akibat dari tindakan itu. Sikap Apple dinilai oleh hakim terlalu ngawur.
“Kasus Apple dan Epic adalah pelanggaran kontrak berisiko tinggi. Untuk memutuskannya, Anda harus punya fakta,” kata hakim Yvonne Gonzalez Rogers dikutip Telset dari New York Post.
{Baca juga: Minta Bantuan Hakim, Apple Ogah Fortnite Nongol di App Store}
Seorang hakim pada Oktober 2020 telah memutuskan bahwa Apple dapat melarang Fortnite dari App Store, tetapi tidak boleh merugikan bisnis Epic, termasuk perangkat lunak Unreal Engine di ratusan game.
Kasus yang diawasi secara ketat dapat memiliki efek riak di seluruh ekosistem aplikasi. Perjuangan pengembang Fortnite memantik dukungan dari pembuat aplikasi, termasuk perusahaan induk Tinder, Match Group, dan Spotify.
Apple tidak menanggapi permintaan komentar, tetapi menyatakan tidak setuju dengan keputusan hakim federal di California. Apple menambahkan bahwa Epic melanggar kontrak untuk pemasangan di App Store.
Bermula dari Ditendangnya Fortnite dari App Store
Perselisihan antara Apple dan Epic Games bermula ketika Fortnite ‘ditendang’ dari App Store. Ini terjadi setelah pembuat game memutuskan untuk memperkenalkan sistem pembayaran di dalam aplikasi.
Menyusul tidakan sepihak tersebut, seperti dilansir New York Post, Epic Games pun menggugat Apple. Pasalnya, langkah yang diambil Apple itu secara efektif melarang unduhan baru Fortnite ke perangkat iPhone atau iPad.
{Baca juga: Fortnite Nge-Lag di iPhone, Epic Games Diprotes Gamers}
Untuk diketahui, Apple membebankan komisi 30 persen kepada pengembang untuk pembelian dalam aplikasi. Apple juga membatasi pemberitahuan tentang opsi pembelian yang lebih murah.
Dalam gugatan yang dilayangkan kurang dari satu jam setelah larangan Apple, Epic Games mengungkit soal penindasan atas penjualanaplikasi. Pengembang itu menuding Apple ingin mengontrol pasar. [SN/IF]