Telset.id, Jakarta – Tak dapat dipungkiri jika penggunaan sistem operasi (OS) Windows bajakan sudah lumrah terjadi di masyarakat Indonesia. Mereka menganggap, harga dari sebuah OS asli sangatlah mahal. Hal inilah yang membuat orang merasa “terbiasa” menggunakan OS bajakan. Padahal kebiasaan itu mengandung resiko bagi si pengguna.
Pada awal tahun ini, Microsoft melakukan riset bersama National University of Singapore, terhadap pengguna OS bajakan di Asia, termasuk Indonesia. Hasil dari penelitian itu mengungkapkan bahwa OS bajakan sangat rentan disusupi malware.
[Baca juga: Mulai November, Semua Laptop Asus Pakai Windows 10]
“Hasil yang kita dapatkan adalah 9 dari 10 perangkat yang menggunakan OS palsu, setidaknya terjangkit satu malware,” ujar Microsoft GM of Device Sales SEA, Vlasta Berka dalam acara kerja sama Asus dan Microsoft di Hotel Pullman Jakarta, Kamis (23/11/2017).
Resiko ini pun masih diperparah dengan kenyataan bahwa bahkan sebelum melakukan pemasangan OS, para calon pengguna berpotensi terserang virus jahat yang berlapis-lapis.
“Hal ini dikarenakan 61 persen dari DVD atau CD instalasi OS bajakan sudah terinveksi virus yang berlapis-lapis. Ini sangat berbahaya,” jelasnya.
Lalu, resiko apa yang akan terjadi jika perangkat sudah terkena malware tersebut? Menurut Berka, bahwa banyak ancaman yang dapat terjadi jika malware sudah menyusup ke komputer kita.
[Baca juga: Catat! Upgrade “Gratisan” Windows 10 Sampai 31 Desember]
“Mulai dari pencurian data pribadi hingga isu keamanan lain akan ditemui para pengguna OS bajakan,” lanjutnya.
Oleh karena itu, dia menyarankan kepada para pengguna OS Windows agar tidak menggunakan software bajakan perangkat untuk komputer atau laptop. [NC/HBS]
yang paling mengerikan itu masalah privasi kita yang tidak terjamin