Telset.id, Jakarta – Dunia emulator game kembali mendapat perhatian besar dengan pengembangan Azahar 3DS, sebuah emulator yang menjanjikan pendekatan hukum dan etis agar menjadi aplikasi yang legal untuk mendukung pelestarian game klasik.
Emulator ini dipimpin oleh PabloMK7, pengembang cabang populer dari Citra, emulator 3DS terdahulu yang kerap disorot akibat kontroversi terkait pembajakan. Dalam postingan blog terbaru, pengembang emulator Azahar 3DS merinci langkah-langkah untuk memastikan proyek ini tetap berada di jalur legal dan bertanggung jawab.
Langkah pertama yang menonjol adalah keputusan Azahar untuk tidak mendukung ROM terenkripsi dari game 3DS. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik dengan langkah perlindungan teknologi (TPM) milik Nintendo, yang sebelumnya digunakan sebagai dasar gugatan hukum terhadap emulator lainnya seperti Yuzu.
BACA JUGA:
- Nintendo Diam-diam Mau Pamerkan Switch 2 di Gamescom 2023
- Rekomendasi 15 Emulator Android Ringan untuk PC Terbaik
Namun, emulator ini memberikan pengecualian untuk ROM yang diunduh langsung dari Nintendo eShop, khusus bagi pengguna yang telah membeli game secara legal sebelum dukungan untuk 3DS dihentikan pada awal tahun ini. Fitur ini menjadi upaya revolusioner yang memprioritaskan hak konsumen sembari menjaga keabsahan hukum.
Azahar juga mengambil langkah signifikan dengan menyertakan kunci kriptografi bawaan, fitur yang biasanya memerlukan pengambilan langsung dari konsol pengguna.
PabloMK7 berpendapat bahwa kunci ini hanyalah angka acak yang panjang dan tidak dilindungi oleh hak cipta, sehingga pengguna dapat memanfaatkan emulator tanpa harus melalui proses teknis yang rumit. Langkah ini sejalan dengan praktik emulator lain seperti PPSSPP dan MelonDS, tetapi tetap menjadi topik diskusi di kalangan hukum dan komunitas gamer.
Untuk memutus asosiasi dengan reputasi negatif Citra, Azahar mengubah format file yang didukung dari .3ds ke .cci. Meskipun perubahan ini terlihat sederhana, langkah tersebut merupakan upaya untuk meminimalkan penggunaan emulator untuk memainkan game bajakan.
Selain itu, Azahar tidak menyediakan panduan untuk menyalin file game ilegal, tetapi sebaliknya membantu pengguna mengunduh salinan resmi dari Nintendo eShop. Bahkan, tim pengembang secara proaktif menghubungi pengembang game untuk meminta izin resmi, dan telah menerima otorisasi tertulis dari beberapa pihak.
Namun, pendekatan ini tak pelak akan mengurangi daya tarik Azahar bagi pengguna yang menginginkan emulator sebagai sarana pembajakan game. Tetapi bagi komunitas gamer retro yang menghormati pelestarian dan legalitas, emulator ini adalah angin segar di tengah kontroversi industri.
Dalam postingan blognya, tim Azahar mengakhiri dengan ajakan kepada pengguna untuk menghindari “pembajakan massal yang tidak dapat dibenarkan,” yang hanya merugikan pengembang game dan komunitas retro gaming.
BACA JUGA:
- Langgar Hak Cipta, Emulator Nintendo Dolphin Dihapus dari Steam
- 15 Emulator Terbaik untuk Main Game Jadul di Android dan PC
Langkah inovatif dari Azahar mencerminkan komitmen untuk menjaga integritas game klasik sembari menjunjung etika. Dengan legalitas sebagai fokus utama, emulator ini tidak hanya menjadi solusi teknologi tetapi juga bentuk dukungan terhadap kreator game dan upaya pelestarian budaya gaming.