Telset.id, Jakarta – Aplikasi trading Robinhood yang terkenal kontroversial sekarang bernilai USD 11,2 miliar atau sekitar Rp 164 triliun. Aplikasi Robinhood mengumpulkan putaran pendanaan baru senilai USD 200 juta atau setara Rp 2,9 triliun.
Menurut laporan New York Post, rezeki nomplok yang didapatkan oleh aplikasi trading Robinhood ini datang beberapa bulan setelah lebih dari 10 juta penggunanya membantu memicu aksi yang disebut dengan “Robinhood Rally”.
Dikutip Telset.id, Selasa (25/08/2020), aksi itu membuat investor ritel mendorong pasar ke atas dengan bertaruh di saham murah. Para pedagang institusional Wall Street tidak tertarik untuk menyentuh.
Robinhood mendapatkan sebagian besar keuntungan dengan meminta perusahaan keuangan seperti Citadel Securities dan Virtu Financial melakukan perdagangan aktual serta menjual data para pengguna.
{Baca juga: Saham Google Anjlok Gegara Gmail Down Berjam-jam}
Untung dari aliran pesanan adalah masalah yang diperdebatkan di Wall Street. Banyak pedagang menuduh aplikasi trading Robinhood membiarkan pedagang harian yang kurang informasi secara artifisial menakuti-nakuti pasar.
Perusahaan mendapat kecaman pada Juni 2020 ketika seorang pengguna berusia 20 tahun melakukan bunuh diri setelah yakin telah mengumpulkan banyak opsi perdagangan utang di aplikasi Robinhood.
Tragedi itu mungkin bisa dihindari jika Robinhood memberikan edkuasi yang lebih baik tentang perdagangan opsi. Atau, setidaknya, Robinhood memiliki para profesional yang tersedia untuk pengguna.
Perusahaan dengan Valuasi Paling Bernilai
Sama halnya dengan aplikasi trading Robinhood, valuasi perusahaan Apple pun naik signifikan. Hal ini langsung membuat Apple menjadi perusahaan dengan valuasi paling bernilai saat ini.
Apple berhasil menjadi perusahaan paling bernilai di dunia dengan valuasi pasar mencapai USD 1,82 triliun atau setara Rp 26.754 triliun.
Valuasi perusahaan pimpinan Tim Cook tersebut berhasil mengalahkan dominasi perusahaan minyak milik Kerajaan Arab Saudi, Saudi Aramco. Apple berhasil mengalahkan nilai valuasi perusahaan Saudi Aramco yang kalah tipis dengan valuasi pasar sekitar USD 1,76 triliun atau Rp 25.872 triliun.
{Baca juga: Apple jadi Perusahaan dengan Valuasi Paling Bernilai Sejagat}
Meningkatnya valuasi pasar Apple diiringi dengan beberapa tren positif perusahaan pada tahun ini. Saham Apple terus merangkak naik 10% pada hari Jumat (31/07) ke angka USD 425 atau sekira Rp 6,2 juta per lembar.
Selain itu, total pendapatan Apple untuk kuartal ketiga (Q3) mencapai USD 59,7 miliar atau Rp 877 triliun, naik 11% dari tahun lalu.
Penjualan Mac dan iPad yang kuat juga menjadi sorotan. Sebab, Apple melihat celah keuntungan dari meningkatnya permintaan perangkat selama pandemi Covid-19. (SN/MF)