Google ‘Tendang’ 600 Aplikasi Jahat dari Play Store

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, JakartaGoogle terus bergerak untuk membersihkan malware dari Play Store. Raksasa teknologi tersebut baru saja menghapus 600 aplikasi jahat yang menyerang pengguna dengan banyak iklan yang diduga sudah disusupi malware.

Menurut Google, para pengembang aplikasi jahat tidak menghormati aturan yang berlaku di Play Store. Mereka juga tidak diperkenankan untuk mengakses platform monetisasi AdMob dan AdManager.

Berdasarkan peraturan yang telah dibuat, Google memang memperbolehkan pengembang untuk menampilkan iklan di aplikasinya.

{Baca Juga: Yeayy! Pengguna Bisa “Cicip” Game Android Sebelum Download}

Meski begitu, Google tetap melarang “iklan yang mengganggu”, yaitu iklan yang ditampilkan kepada pengguna secara tidak terduga dan mengganggu kinerja smartphone mereka.

Misalnya, Google tidak mengizinkan pengembang untuk menampilkan iklan ketika pengguna tidak menggunakan aplikasi. Jika aplikasi membanjiri Anda dengan iklan saat aplikasi tersebut tidak digunakan, jelas itu melanggar aturan Google.

Bahkan, dalam beberapa kasus, ada iklan yang tampil ketika layar dalam kondisi stand by, atau selama panggilan telepon berlangsung.

“Pendekatan ini dapat menyebabkan klik iklan yang tidak diinginkan, yang membuang-buang uang pengiklan,” sesal Google.

{Baca juga: Spesifikasi dan Harga Hp Google Terbaru}

Menurut Google, pengembang nakal melakukan manipulasi dan memperbanyak trik untuk menyembunyikan munculnya iklan di aplikasi mereka. Ada juga penggunaan kode yang bisa menyembunyikan keberadaanya.

Google tentu tidak tinggal diam, mereka mengembangkan teknologi untuk mengatasi permasalahan tersebut.

“Kami baru-baru ini mengembangkan pendekatan inovatif berdasarkan pembelajaran mesin untuk mendeteksi kapan aplikasi menampilkan iklan di luar konteks,” sambung Google.

Sebelumnya Google menyatakan telah menghapus 98% aplikasi mata-mata yang ada di platform Android. Aplikasi mata-mata yang beredar pada 2019 lalu di Google Play Store ini diketahui meminta akses ke riwayat panggilan dan SMS pengguna.

{Baca Juga: Google Musnahkan 98% Aplikasi Mata-mata di Android}

Sebanyak 98% aplikasi mata-mata di Android telah dihapus karena meminta akses ke riwayat panggilan dan SMS pengguna dengan alasan palsu atau tak jelas. Tujuan sebenarnya yang paling banyak ditemukan adalah pencurian data pribadi milik pengguna.

Dalam laporan yang sama, Google mengklaim telah memblokir sebanyak 1,9 miliar instalasi malware dari platform penyedia installer aplikasi dengan ekstensi APK pada tahun 2019. Angka ini bertambah, karena di tahun sebelumnya hanya sebanyak 1,6 miliar yang terdeteksi. [HR/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI