AI Kini Bisa Deteksi Penyakit Jantung dan Kanker

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Teknologi Artificial Intelligence (AI) kini terus didorong untuk menciptakan sesuatu yang dapat membantu manusia. Salah satunya adalah di bidang kesehatan, dimana AI diprediksi akan dapat membantu untuk mendiagnosa sebuah penyakit.

Bahkan baru-baru ini, Rumah Sakit John Radcliffe, Inggris mengatakan bahwa mereka telah menciptakan sebuah AI yang bisa mendeteksi penyakit jantung serta kanker paru-paru.

Mengutip dari laman BBC, AI ini nantinya akan melakukan diagnosa setelah melakukan pemindaian jantung jauh lebih akurat dari manusia. AI ini dapat menampilkan hasil pemindaian yang terkadang lepas dari pengawasan dokter.

Setelah melakukan pemindaian, AI ini pun nantinya akan memberikan rekomendasi kepada dokter, berupa positif dan negatif. Jika hasil positif, maka diduga sang pasien mengalami resiko mengalami serangan jantung.

[Baca juga: Asosiasi Software Bantah Definisi Kecanduan Game WHO]

Sistem ini sendiri sudah di tes oleh enam unit kardiologi berbeda. Hasilnya akan dipublikasikan tahun ini di dalam sebuah jurnal bernama peer-review, setelah diperiksa oleh para ahli.

Namun, Profesor Paul Leeson yang mengembangkan AI ini mengatakan bahwa alat ini sudah mengungguli diagnosa yang dilakukan oleh rekan-rekan spesialis jantung lainnya.

Yang lebih melegakan lagi, jika AI ini sudah lolos uji coba, alat ini akan disediakan gratis bagi rumah sakit yang memiliki kerja sama dengan National Health Service (NHS) atau Layanan Kesehatan Nasional Inggris.

“Sebagai ahli kardiologi, kami menerima bahwa kami tidak selalu melakukannya dengan benar saat ini. Tapi sekarang ada kemungkinan bahwa cara itu mungkin bisa dilakukan dengan lebih baik,” ujar pihak NHS.

Jika alat ini sudah rampung dan siap untuk disalurkan, maka NHS akan melakukan penghematan dan mengurangi resiko kesalahan diagnosis, yang tercatat mencapai 12 ribu kasus salah diagnosa yang dilakukan oleh dokter patologi (penyakit dalam).

“Kami akan bisa menghemat sekitar 300 juta Poundsterling (sekitar Rp 5,4 triliun) per tahun,” ujar pihak NHS.

Selain penyakit jantung, sistem yang diketahui bernama Ultromics ini juga akan bisa mendeteksi tanda-tanda kanker paru-paru. Bedanya, mereka akan mencari gumpalan sel besar yang disebut dengan nodul.

Meski para dokter sudah menemukan nodul tersebut, namun mereka tidak bisa menentukan apakah nodul tersebut merupakan kanker atau bukan. Oleh karena itu, pasien harus melewati beberapa pemindaian lagi untuk melihat bagaimana nodul terbentuk.

[Baca juga: Rumah Sakit Ini Pekerjakan “Suster Robot”]

Nah, dengan menggunakan AI ini, nodul dapat diidentifikasi dengan cepat. Para pasien pun dapat mengetahui apakah mereka terkena kanker paru-paru atau tidak. Sistem ini juga akan di komersilkan oleh perusahaan startup bernama Optellum.

Pemimpin bidang sains dan teknologi Optellum, Dr Timor Kadir, mengatakan bahwa sumber keuangan yang bebas dikarenakan sistem ini dapat dialihkan ke skrining kanker paru-paru awal, yang memungkinkan lebih dari 4.000 pasien kanker setahun untuk di diagnosis lebih awal dan memiliki kesempatan lebih besar untuk bertahan hidup.

“Daripada berfokus pada penghematan biaya, dalam sistem yang dibatasi sumber daya seperti NHS, kami benar-benar melihat bagaimana menawarkan layanan kesehatan yang lebih baik kepada lebih banyak orang untuk proporsi PDB yang sama. Ini adalah potensi AI di Inggris,” ujar Dr Kadir.

Dr Kadir memperkirakan bahwa sistem diagnosis kanker paru-paru bisa menghemat 10 miliar Poundsterling (sekitar Rp 181,6 triliun)  jika diadopsi di AS dan Uni Eropa.[NC/HBS]

SourceBBC

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI