Pasar Smartphone China Kuartal III 2025: Stagnasi Sementara Jelang Musim Belanja

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Pasar smartphone China mengalami perlambatan tipis di kuartal ketiga 2025. Data terbaru dari International Data Corporation (IDC) mengungkapkan pengiriman ponsel di daratan Tiongkok mencapai 68,46 juta unit, turun 0,5% dibanding periode sama tahun lalu. Penurunan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi dan berkurangnya insentif pembelian.

Bagi Anda yang sedang menanti momentum tepat untuk upgrade smartphone, situasi ini mungkin terasa seperti jeda sejenak sebelum badai diskon. Kuartal ketiga memang dikenal sebagai musim sepi bagi penjualan smartphone, dan tahun 2025 tidak menjadi pengecualian. Dengan minimnya peluncuran produk baru dan berkurangnya subsidi nasional, banyak konsumen memilih menunda pembelian.

Grafik pertumbuhan pasar smartphone China kuartal III 2025 menunjukkan penurunan 0,5 persen

Namun angin segar mungkin akan berhembus di kuartal mendatang. Banyak brand meluncurkan flagship mereka lebih awal dari biasanya. Xiaomi, misalnya, mengumumkan seri Xiaomi 17 sebulan lebih cepat pada September. Event Double Eleven (11 November) diprediksi menjadi momen peningkatan pembelian, meski Arthur Guo, Senior Research Analyst IDC, menyatakan event tersebut “kemungkinan tidak akan memicu permintaan konsumen tambahan yang signifikan di tengah ketidakpastian ekonomi.”

Peta Persaingan Vendor di Tengah Stagnasi

Di tengah perlambatan pasar, persaingan antar vendor tetap panas. Vivo berhasil mempertahankan posisi puncak dengan 11,8 juta unit terjual, menguasai 17,2% pangsa pasar meski mengalami penurunan 7,8% secara year-on-year. Pencapaian ini menunjukkan ketahanan brand tersebut di pasar yang kompetitif.

Apple mengikuti ketat di posisi kedua dengan 10,8 juta unit dan pangsa pasar 15,8%, mencatat kenaikan tipis 0,6% dari tahun sebelumnya. Kestabilan Apple di pasar premium China patut diacungi jempol, terutama mengingat persaingan ketat dari vendor lokal. Seperti yang pernah kami laporkan dalam artikel tentang iPhone Air yang meluncurkan eSIM di China, strategi adaptasi Apple terhadap pasar lokal membuahkan hasil.

Huawei berada di posisi ketiga dengan 10,4 juta unit dan 15,2% pangsa pasar, mengalami penurunan 1% year-on-year. Xiaomi menyusul dengan 10 juta unit terjual, menguasai 14,7% pasar dengan penurunan 1,7% dari tahun sebelumnya. Padahal, seperti yang pernah kami bahas dalam laporan kuartal pertama 2025, Xiaomi dan Huawei sempat mendominasi pasar.

Diagram pie pangsa pasar smartphone China kuartal III 2025 menampilkan persentase vivo, Apple, Huawei, Xiaomi, Oppo, dan Honor

Sementara itu, Oppo menunjukkan tanda-tanda pemulihan dengan mengirimkan 9,9 juta unit untuk pangsa pasar 14,5%, naik 0,4% year-on-year. Pencapaian ini mengingatkan kita pada momen ketika Oppo berhasil mengungguli Huawei di puncak klasemen pasar smartphone China. Honor menyamai pengiriman Oppo di angka 9,9 juta unit, namun pangsa pasarnya turun 1,5% menjadi 14,4%.

Prospek Kuartal IV: Harapan di Tengah Realitas Ekonomi

Lantas, apa yang bisa kita harapkan dari kuartal terakhir 2025? Peluncuran produk lebih awal dan event belanja Double Eleven menjadi faktor penentu. Namun seperti peringatan Arthur Guo, optimisme harus dibarengi dengan realitas kondisi ekonomi yang masih belum pasti.

Pertanyaannya: apakah konsumen China akan membuka dompet mereka lebih lebar di akhir tahun? Atau justru akan lebih berhati-hati dalam berbelanja? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana vendor-vendor ini menyusun strategi pemasaran dan penawaran produk mereka.

Persaingan di pasar smartphone China memang tidak pernah berhenti menarik untuk disimak. Seperti yang terjadi di pasar smartphone 5G global yang dikuasai Samsung, dinamika persaingan selalu menawarkan kejutan. Di kuartal mendatang, kita mungkin akan menyaksikan pergeseran posisi yang lebih dramatis, terutama dengan persiapan berbagai brand menyambut tahun baru.

Bagi konsumen, situasi ini justru bisa menjadi berkah. Persaingan ketat biasanya diikuti dengan penawaran harga yang lebih kompetitif dan fitur-fitur inovatif. Vendor-vendor China tidak hanya berkompetisi di pasar domestik, tetapi juga di kancah global, seperti yang terlihat dari dominasi mereka di pasar smartphone Indonesia yang mencapai 70%.

Meski data kuartal ketiga menunjukkan perlambatan, pasar smartphone China tetap menjadi barometer penting bagi industri teknologi global. Fluktuasi yang terjadi bukanlah akhir dari cerita, melainkan babak baru dalam persaingan yang semakin matang dan sophisticated.

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI