Google Akui Gagal Deteksi Gempa Turki, Sistem Peringatan Android Kurang Akurat

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Bayangkan jika ponsel di samping Anda bisa menyelamatkan nyawa saat gempa terjadi. Itulah yang dijanjikan Google melalui sistem Android Earthquake Alerts (AEA). Namun, kenyataannya tidak selalu sempurna.

Dalam makalah terbaru yang diterbitkan di jurnal Science, Google mengungkapkan bagaimana mereka menggunakan sensor gerak dari dua miliar ponsel Android untuk mendeteksi gempa antara 2021-2024. Sistem ini telah mengirim peringatan ke hampir 100 negara.

AEA bekerja dengan memanfaatkan akselerometer di ponsel Android untuk mendeteksi getaran seismik. Sistem ini memiliki dua tingkat peringatan: “be aware alert” untuk gempa ringan yang muncul sebagai notifikasi biasa, dan “take action alert” untuk gempa sedang hingga besar yang mengeluarkan alarm keras bahkan saat mode “Jangan Ganggu” aktif.

Kegagalan Mematikan di Turki

Google mengakui bahwa sistem mereka gagal bekerja optimal saat gempa dahsyat melanda Turki dan Suriah pada Februari 2023. Bencana yang menewaskan lebih dari 55.000 orang dan melukai 100.000 lainnya ini hanya memicu 469 peringatan “Take Action”.

Yang lebih memprihatinkan, setengah juta orang justru menerima peringatan “Be Aware” yang lebih lemah. Karena gempa pertama terjadi pukul 4:15 pagi, banyak orang yang tidur dan tidak menyadari peringatan tersebut.

Kesalahan ini terjadi karena algoritma Google salah membaca data sensor. Sistem memperkirakan gempa pertama berkekuatan 4.5-4.9 MMS, padahal sebenarnya mencapai 7.8 MMS. Pada gempa kedua, AEA juga meremehkan kekuatannya, hanya mengirim 8.158 peringatan “Take Action” dibandingkan hampir empat juta peringatan “Be Aware”.

Pembaruan Algoritma Setelah Tragedi

Google mengklaim telah memperbarui algoritma mereka setelah insiden Turki. Namun, pengakuan ini datang terlambat – lebih dari dua tahun setelah bencana. Padahal, BBC sudah menyoroti kelemahan sistem ini segera setelah gempa terjadi.

Sebagai negara yang juga rawan gempa, Indonesia perlu belajar dari kasus ini. Seperti dilaporkan dalam artikel sebelumnya, kita berada di Cincin Api Pasifik yang aktif.

Meski memiliki kelemahan, sistem AEA Google telah berhasil mendeteksi lebih dari 11.000 gempa. Teknologi ini menjadi bukti bagaimana perangkat sehari-hari bisa dimanfaatkan untuk keselamatan publik.

Masa Depan Deteksi Gempa Berbasis Ponsel

Pengalaman Turki menunjukkan bahwa teknologi deteksi gempa berbasis ponsel masih perlu penyempurnaan. Beberapa produsen seperti Xiaomi juga mulai mengembangkan sistem serupa.

Di tengah meningkatnya aktivitas seismik global – termasuk 30.000 gempa di Antartika – sistem peringatan dini yang akurat menjadi semakin vital.

Google kini menghadapi tantangan besar: bagaimana memperbaiki sistem mereka sambil mempertahankan kepercayaan publik. Untuk teknologi yang bisa berarti hidup atau mati, akurasi bukanlah pilihan – itu adalah keharusan.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI