Jakarta – Tentunya Anda masih ingat dengan BlackBerry PlayBook. Ya, PlayBook adalah perangkat tablet buatan BlackBerry yang gagal total di pasaran. Namun meski sempat gagal, namun pihak BlackBerry menyatakan masih tertarik untuk kembali ke pasar tablet.
Tiga tahun yang lalu, BlackBerry pernah mengadu peruntungan masuk ke pasar tablet dengan meluncurkan BlackBerry PlayBook. Namun tablet pertama BlackBerry itu ternyata sepi peminat. Harga yang mahal, tidak adanya fitur e-mail, dan kurangnya aplikasi menjadikan PlayBook tenggelam dalam pasar tablet.
Ironisnya, kegagalan PlayBook dalam merebut pasar tablet juga dinilai sebagai penyebab keterpurukan BlackBerry dalam beberapa tahun terakhir. Hingga kini perusahaan asal Kanada itu masih berjuang untuk bangkit dari keterpurukannya.
Namun begitu, BlackBerry sepertinya belum kapok untuk membuat perangkat tablet. Hal itu tergambar lewat pernyataan Vice President Global Product Management BlackBerry Francois Mahieu yang mengatakan pihaknya masih tertarik untuk kembali memproduksi tablet.
“Kemungkinan untuk kembali memproduksi tablet masih ada, namun kami belum ada rencana untuk membuat tablet hingga tahun depan,” kata Mahieu dalam sebuah wawancara dengan Pocket-Lint, yang dikutip telsetNews dari Cnet, Sabtu (1/3/2014).
Mahieu mengungkapkan, pihaknya pernah mengalami kegagalan dengan PlayBook, oleh sebab itu, mereka (BlackBerry) harus benar-benar membuat sesuatu yang luar biasa jika ingin kembali ke pasar tablet.
“Saya tidak kaget jika perusahaan akan mengadakan satu pertemuan tentang tablet suatu hari nanti. Kami memiliki kemampuan itu, tapi kami belum siap. Kami butuh banyak waktu,” ujarnya.
BlackBerry memang harus berhati-hati jika ingin kembali ke pasar tablet. Karena mereka harus bisa menghilangkan image negatif PlayBook dimata konsumen yang beranggapan sebagai produk gagal yang kurang memuaskan. BlackBerry harus mampu menemukan strategi penjualan yang jitu agar mampu bersaing dengan produsen yang sudah lebih sukses.
Sebenarnya pada saat BlackBerry masih di bawah kepemimpinan CEO Thorsten Heins, perangkat tablet 7 inci itu pernah dijanjikan akan mendapatkan update OS terbaru BlackBerry 10. Namun nyatanya janji itu tidak pernah terwujud. Bahkan belakangan sebelum lengser, Heins mengatakan bahwa perusahaannya tidak akan membuat tablet dalam jangka waktu tertentu.
Namun kini di bawah rezim kepemimpinan yang baru, CEO John Chen, BlackBerry nampaknya mulai lebih “pede” (percaya diri), dimana beberapa perangkat BlackBerry 10 yang dirilis ke pasaran sempat mendapat sambutan cukup baik.
Chen nampaknya perlahan-lahan mulai bisa membangkitkan kembali kepercayaan diri perusahaan yang dipimpinnya. Dia bahkan sesumbar BlackBerry sedang menyiapkan smartphone baru yang siap mencuri pangsa pasar Android dan Apple iOS.[HBS]