LTelset.id, Jakarta – Lubang raksasa nan langka ditemukan di lapisan ozon di atas Kutub Utara. Para ilmuwan menilai, lubang raksasa di atas Kutub Utara itu disebabkan oleh suhu rendah di atmosfer.
Namun demikian, seperti dilansir New York Post, para ahli memperkirakan lubang itu akan menghilang dalam beberapa minggu mendatang. Keberadaannya pun tidak akan menimbulkan masalah bagi manusia.
“Suhu yang tidak biasa pada tahun ini mengakibatkan ketidaknormalan tingkat awan stratosfer Kutub Utara. Terjadilah penipisan ozon yang tidak biasa,” kata Paul Newman, kepala ilmuwan ilmu bumi NASA di Greenbelt.
{Baca juga: Antariksa Eropa Abadikan Momen Indah Saat Badai di Mars}
Dikutip Telset.id, Minggu (12/04/2020), lubang langka nan besar di lapisan ozon di atas Kutub Utara tidak ada kaitannya dengan penutupan pandemi virus corona yang telah mengakibatkan penurunan polusi udara secara drastis dan emisi gas rumah kaca.
“Kami memantau kondisi dinamis tidak biasa yang mendorong proses penipisan kimia ozon. Dinamika itu memungkinkan suhu lebih rendah,” kata Vincent-Henri Peuch, direktur Copernicus Atmosphere Monitoring Service.
{Baca juga: Manik-manik Kaca Bisa Hentikan Pencairan Es Kutub Utara?}
Tak hanya suhu lebih rendah, ia melanjutkan, dinamika tersebut menimbulkan pusaran yang lebih stabil daripada biasanya di Kutub Utara, yang kemudian memicu pembentukan awan stratosfer kutub dan perusakan katalitik ozon.
Menurut laporan The Guardian, masih terlalu dini untuk menentukan apakah kondisi pusaran Kutub Utara yang stabil mempunyai keterkaitan dengan pemanasan global atau bagian dari variabilitas cuaca stratosfer normal. (SN/MF)