Mozilla: Masyarakat Belum Tahu Pentingnya Keamanan Data Pribadi

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Perlu diakui, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum menyadari pentingnya privasi dan keamanan data pribadi. Setidaknya, itulah yang diungkapkan Mozilla dalam laporan penelitiannya baru-baru ini tentang bahaya dari surveillance economy.

Sekadar informasi, saat ini merupakan zaman “serba terkoneksi”, yang membuat privasi dan kemanan data pribadi tidak bisa disepelekan.

Akan tetapi, masih banyak masyarakat atau pengguna internet yang belum menyadari bahwa privasi dan keamanan data mereka sangatlah berharga.

Hal tersebut menyebabkan keadaan darurat bagi perlindungan privasi dan keamanan data pribadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia yang akan menerapkan Regulasi Umum bagi Perlindungan Data (GDPR).

Pemerintah telah menyarankan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang berfokus pada keamanan data perorangan. Dalam RUU tersebut, informasi hanya dapat digunakan untuk alasan yang disetujui oleh pemilik data, dan perdagangan data pribadi akan dilarang.

{Baca Juga: Kominfo: Masyarakat Masih Belum Tahu Konsekuensi “Ruang Digital”}

Namun dalam kenyataannya, masih ada beberapa perusahaan “nakal” yang menggunakan teknologinya untuk mendorong pengguna melakukan beberapa hal tertentu, seperti klik, pembelian produk, perubahan perasaan, dan dukungan serta pilihan untuk sebuah aksi demi keuntungan pribadi mereka.

Dalam laporan resmi Mozilla yang diterima Telset.id pada Sabtu (14/03/2020), saat ini masyarakat Indonesia berada di masa surveillance economy. Maksudnya, terjadi hubungan antara pengguna dengan perusahaan teknologi yang memicu tumbuhnya sebuah bentuk ekonomi digital.

Strategi ekonomi macam ini membuat perusahaan dapat mengamati segala yang pengguna katakan dan lakukan, dan mengubah informasi tersebut menjadi sebuah keuntungan.

Konsep tersebut juga merupakan penyebab mengapa banyak pengguna internet sering melihat iklan produk yang baru saja dicari atau bicarakan di ranah online.

Mozilla mengimbau pengguna agar menyadari realitas yang terjadi di internet, dan waspada terhadap bahaya dari surveillance economy.

{Baca Juga: Ingin Lindungi Privasi Data Anda dari Facebook? Pakai Fitur Ini}

surveillance economy

Berdasarkan umpan balik dan gagasan dari karyawan serta anggota komunitasnya pada MozFest 2019 di London, Inggris, Mozilla mengangkat tiga masalah terbesar yang menjadi pokok utama dari surveillance economy:

  • Tereksposnya data: Orang-orang secara tidak sadar akan dibebankan oleh ketidakamanan privasi
  • Tersingkirnya kepentingan pengguna: Berbagai perusahaan besar akan berlomba-lomba menimbun data dan berkompetisi secara diam-diam demi keuntungan pribadi
  • Tereksploitasinya pengguna: Perusahaan-perusahaan tersebut tidak mengawasi bagaimana data konsumen digunakan

Untuk memerangi ketidakseimbangan hak dalam surveillance economy, Mozilla menyajikan tiga usaha untuk mengubah sistem ini:

  • Memperkuat kesadaran dan identitas: Mengubah konsep persetujuan dari “kontrol atas privasi Anda” menjadi “kekuasaan atas identitas Anda.”
  • Pengalihan data: Membawa nilai baru, transparansi, dan kekuatan bagi pengguna melalui kontrol dan kepemilikan data.
  • Mozilla sebagai layanan: Mozilla melakukan praktik data dan infrastruktur yang lebih sehat dan mendorong gerakan ‘data untuk kebutuhan yang lebih baik’.

{Baca Juga: 10 Cara Menjaga Privasi Data Gak Gampang Kena Hack!}

Di tahun ini, Mozilla menyatakan akan gencar mengkampanyekan internet sehat dan mengeksplor peluang-peluang dalam inovasi produk untuk menangani masalah surveillance economy.

Hal ini diharapkan mampu memberikan kesempatan dan teknologi yang benar-benar dapat berguna bagi pengguna dan memungkinkan semua orang untuk mendapatkan manfaat dari dunia digital. (HR/MF)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI