Telset.id, Jakarta – Pasukan Luar Angkasa AS masih bingung mencari jati diri dan sebutan yang pas bagi mereka. Pasukan ini sibuk mencari sebutan paling tepat sebagai cabang militer terbaru AS. Para profesional luar angkasa pun dilibatkan.
“Angkatan Udara AS sedang mencari feedback dari para profesional untuk memberi nama tepat bagi Pasukan Luar Angkasa AS. Demikian pula dengan sebutan para personelnya,” tulis pihak Angkatan Udara AS di situs resmi.
Mengingat signifikansi nama terhadap identitas dan budaya suatu organisasi adalah penting, Angkatan Udara AS mengambil pendekatan tepat untuk memastikan gelar dan pangkat anggota pasukan baru tersebut.
{Baca juga: Warganet Kompak “Nyinyirin” Seragam Pasukan Angkasa Donald Trump}
Awal bulan ini, seperti dilansir New York Post, Letnan Jenderal David Thompson, wakil komandan Pasukan Luar Angkasa Amerika Serikat, menolak penyebut “spacemen” kepada para personelnya. Tapi, ia sendiri juga bingung.
Pasukan ini lalu meminta ide tentang pangkat dan nama untuk unit operasional. Dikutip Telset.id, Minggu (16/02/2020), mereka menampung ide secara online di situs IdeaScale sebelum 24 Februari 2020.
Para pejabat Angkatan Udara AS menyatakan akan menjangkau komunitas luar angkasa Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Korps Marinir untuk meminta ide guna menemukan istilah tepat bagi anggota pasukan baru AS ini.
(Baca juga: Ilmuwan Temukan Fakta Baru Asal Usul Mars, Apa Itu?}
“Keputusan yang kami buat hari ini akan membentuk Pasukan Luar Angkasa AS untuk beberapa dekade mendatang. Kami ingin memastikan mereka yang akan bertugas punya identitas organisasi,” kata Letjen DT Thompson.
Sebelumnya, seragam anyar Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) mengundang perhatian warganet dunia. Pasalnya, seragam angkatan udara tersebut punya badge atau papan nama yang tertulis “US Space Force” atau Pasukan Angkasa AS.
Papan nama tersebut dijahit secara rapi. Yang membuat aneh, motif loreng seragam tetap perpaduan warna coklat tua, coklat muda, dan hijau. Penampakannya sama seperti seragam Angkatan Darat seperti pada umumnya.
Menurut laporan New York Post, Departemen Angkatan Udara AS langsung merespons kritik yang merebak di media sosial. Ternyata, mereka mengalami kendala anggaran (SN/MF)