Telset.id, Jakarta – Beberapa waktu lalu, dilaporkan kalau sebagian besar petinggi pemerintah dan militer yang tersebar di lima benua telah menjadi korban peretasan WhatsApp oleh perusahaan Israel, NSO Group. Rupanya, mayoritas korban adalah pejabat senior pemerintah di beberapa negara sekutu Amerika Serikat (AS).
Diungkapkan tim investigasi internal WhatsApp, sebagian besar korban adalah pejabat tinggi pemerintah dan pejabat militer.
Peretasan smartphone para pejabat pemerintah kali ini lebih masif daripada yang dilaporkan sebelumnya. Hal itu menunjukkan bahwa intrusi siber WhatsApp dapat memiliki konsekuensi politik dan diplomatik luas.
{Baca juga: Data Ribuan Pengguna WhatsApp Diintai Perusahaan Israel}
WhatsApp telah mengajukan gugatan terkait pengembang alat peretasan milik NSO Group asal Israel. WhatsApp menuduh bahwa NSO Group menjual platform yang mengeksploitasi kelemahan di server milik WhatsApp.
Seperti telah diberitakan Telset.id, yang kemudian dilansir ulang oleh Reuters, Jumat (1/11/2019), platform buatan NSO Group membantu klien meretas setidaknya 1.400 pengguna antara 29 April 2019 dan 10 Mei 2019.
{Baca juga: WhatsApp Web, Cara Pakai dan Trik Memaksimalkannya}
Jumlah total pengguna WhatsApp yang diretas bahkan bisa lebih banyak. Seorang pengacara di London termasuk menjadi target. Ia mengirim foto-foto mengenai upaya pembobolan perangkat miliknya sejak 1 April 2019.
Meskipun tidak jelas siapa yang menggunakan perangkat lunak untuk meretas smartphone para pejabat, NSO Group mengaku memang telah menjual spyware secara eksklusif kepada pelanggan lembaga pemerintahan.
Beberapa korban berdomisili di AS, Uni Emirat Arab, Bahrain, Meksiko, Pakistan, dan India. Beberapa warga India telah menyatakan juga menjadi target peretasan selama beberapa hari terakhir, termasuk jurnalis dan akademisi. (SN/FHP)
Sumber: Reuters