Telset.id, Jakarta – Sebuah kota di Sardinia memerintahkan para pengendara dan pejalan kaki untuk tak memakai aplikasi Google Maps guna menavigasi jalan lokal. Sebab, terlalu banyak orang tersesat dan terdampar gara-gara memakai aplikasi itu.
“Terlalu banyak sedan dan mobil kecil terjebak di jalan yang tidak bisa dilalui. Bahkan, kadang-kadang, kendaraan off-road juga tersesat,” kata Wali Kota Baunei, Salvatore Corrias, dikutip Telset.id dari New York Post, Rabu (16/10/2019).
{Baca juga: Google Maps Bisa Prediksi Jadwal Bus dan Kereta}
Ia menambahkan, penyebab banyak roda empat terjebak adalah kebiasaan para pengendara memakai Google Maps untuk memberikan saran navigasi. “Google Maps sering menyesatkan,” sambung Wali Kota di wilayah Ogliastra itu.
Corrias menyebut, lebih baik para pengendara memakai peta kertas ketimbang Google Maps. Menurutnya, peta tradisional jauh lebih baik dan akurat ketimbang aplikasi navigasi keluaran Google tersebut. “Atau, bayar pemandu lokal,” ucapnya.
Sekadar informasi, beberapa pejalan kaki hilang dan banyak kendaraan terjebak di jalan-jalan sempit yang tidak dapat dilalui di wilayah Supramonte, barisan pegunungan yang terletak di Sardinia. Mereka “tertipu” oleh panduan Google Maps.
Guna menghindari agar kejadian serupa tak terulang, pemerintah setempat memasang rambu-rambu. Tanda peringatan telah disiapkan di berbagai lokasi. Tulisannya “Jangan Ikuti Arah Google Maps”. Keputusan itu didukung oleh dewan.
Tahun lalu, 144 orang diselamatkan oleh layanan darurat setelah tersesat di daerah itu. Dari jumlah tersebut, dua di antaranya adalah turis malang yang mengendarai mobil Porsche. Gara-gara Google Maps, mereka terjebak di jalan gunung yang sempit.
Baunei terletak di bagian berbatu dan bergunung-gunung di provinsi Nauro di timur laut Sardinia, Italias. Sardinia bukanlah satu-satunya tempat di Italia di mana wisatawan yang bandel mendapat masalah ketika menggunakan Google Maps.
Di Venesia, meski banyak rambu-rambu jalan dalam
{Baca juga: Ratusan Pengendara Kesasar Gara-gara Google Maps}
Bahasa Inggris dan Italia, beberapa pengunjung masih memicu kekacauan setiap tahun. Mereka mencoba mengemudi di sepanjang kanal. Hal itu menjadi pekerjaan rumah pemerintah Italia. [SN/HBS]
Sumber: NY Post