Tanpa Google, Huawei Mate 30 Series akan Masuk Indonesia

Telset.id, Jakarta – Huawei memastikan, smartphone flagship terbaru mereka, Huawei Mate 30 dan Huawei Mate 30 Pro akan diluncurkan di Indonesia. Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Deputy Country Director Huawei CBG Indonesia, Lo Khing Seng.

“Mate 30 Series pasti masuk ke Indonesia,” katanya, usai acara peluncuran Huawei Nova 5T di Jakarta, Rabu (25/09/2019).

Khing Seng menjelaskan, pihaknya saat ini sudah memulai proses TKDN, dan mempersiapkan berbagai hal untuk memastikan kehadiran Mate 30 Series di Tanah Air.

{Baca juga: Spesifikasi Lengkap dan Harga Huawei Mate 30 dan Mate 30 Pro}

“Kita usahakan akan masuk pada Q4 tahun ini,” ucapnya.

Pertanyaannya sekarang, apakah nantinya Mate 30 dan Mate 30 Pro yang diluncurkan di Indonesia juga hadir dengan sistem operasi Android open source dan tanpa layanan Google?

Ketika disinggung pertanyaan itu, Khing Seng belum bisa memastikannya. Sebab, Huawei sampai sekarang masih menanti pertemuan antara Amerika Serikat (AS) dan China, untuk membicarakan soal perang dagang.

Asal tahu saja, Huawei bisa dibilang menjadi korban dari perang dagang kedua negara tersebut. Brand ini diembargo oleh berbagai perusahaan asal AS, salah satunya adalah Google yang melarang Huawei menggunakan layanan dari Google, seperti Google Play Store, Chrome, Gmail, YouTube, dan lainnya.

Huawei saat ini masih sama Android. Kita tahu Google sebenarnya tidak mau banned Huawei. Hanya saja, Google mungkin dilarang oleh AS, jadi kami menggunakan Android open source,” jelasnya.

{Baca juga: Mengenal Kemampuan “Kamera Leica” di Huawei Mate 30 Pro}

Apabila banned Google masih berlaku menjelang kehadiran Mate 30 Series di Indonesia, bisa jadi brand tersebut akan mengganti Google Play Service dengan Huawei Mobile Service. Khing Seng menyebutkan, layanan Huawei itu sedang dikembangkan di Indonesia, dan akan memiliki ekosistem aplikasi yang lengkap.

Bisa jadi (pakai Huawei Mobile Services), jadi gini, kondisi ini tidak menentu bagi Huawei di tengah perang dagang. Bisa aja Oktober ada pertemuan ada dua negara dan kesepakatan berubah,” tutur Khing Seng. (FHP)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


Related Articles

HARGA DAN SPESIFIKASI
REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI