Telset.id, Jakarta – CEO Facebook, Mark Zuckerberg bertemu Donald Trump, Kamis (19/09) waktu setempat. Ia berkonsultasi terkait pertanyaan agresif dari anggota parlemen tentang kegagalan media sosial dalam melindungi privasi konsumen.
Trump memposting foto dengan Zuckerberg di Twitter. Ia menyebut, pertemuan di Oval Office itu berlangsung menyenangkan. Sayang, seperti dikutip Telset.id dari Reuters, Jumat (20/09/2019), tidak ada pihak yang mengungkapkan secara spesifik diskusi mereka.
Trump telah berulang kali mengecam Facebook. Ia menuduh Facebook bersikap bias dalam mendukung Demokrat.
{Baca juga: Facebook Dating Resmi Hadir di Amerika Serikat, Indonesia Kapan?}
Di lain sisi, Facebook menghadapi rentetan kritik atas penyimpangan privasi, dominasi iklan online, dan lain-lain sehingga memunculkan seruan untuk investigasi.
Mengenakan jas dan dasi, Zuckerberg bertemu bertemu Trump pada hari kedua dari kunjungan tiga hari. Ia bersama Senator Josh Hawley, Tom Cotton, dan Mike Lee. Ia juga makan malam dengan anggota parlemen, termasuk Senator Richard Blumenthal, Rabu (18/09) malam.
Sayang, Zuckerberg tidak menjawab pertanyaan para wartawan. Selanjutnya, ia akan bertemu dengan Ketua Republik, Kevin McCarthy, dan Perwakilan Doug Collins pada hari Jumat waktu setempat. Tak cukup, ia akan bertemu pula dengan beberapa pejabat Demokrat.
{Baca juga: Penembakan Massal AS, Trump: Gara-gara Medsos dan Game}
Hawley, seorang kritikus, mendesak supaya Zuckerberg bersedia menjual unit Instagram dan WhatsApp. “Ia harus membuktikan keseriusan tentang data pengguna dengan menjual WhatsApp dan Instagram. Akan tetapi, ia tidak mau menerima saran itu,” beber Hawley.
Hawley menyatakan kesal dengan pengakuan Zuckerberg bahwa membatasi akses ke halaman merupakan kesalahan. Ia mendesak Facebook untuk mengirimkan proses moderasi konten ke audit pihak ketiga. “Saya ingin melihat Facebook melakukan beberapa tindakan,” tukasnya. (SN/FHP)
Sumber: Reuters
