Telset.id, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informastika (Kominfo) telah mendeteksi platform terbanyak yang digunakan untuk menyebarkan hoaks soal Papua. Menurut Menkominfo, Rudiantara, konten hoaks Papua paling banyak disebat melalui Twitter.
Ia mengatakan, setidaknya ditemukan 550 ribu URL atau kanal yang digunakan untuk menyebarkan hoaks hingga 2 September.
“Kalau kita bicara angka, sampai kemarin sudah ada 550 ribu URL. Kanal yang digunakan untuk menyebarkan hoaks, paling banyak Twitter. Dari 550 ribu original account yang posting, yang mention itu ada 100 ribu lebih,” ujar Rudiantara di Kantor Kominfo pada Selasa (03/09/2019).
{Baca juga: Rudiantara Jelaskan Tiga Lapis Tindakan Tangkal Konten Hoaks}
Rudiantara menambahkan, penyebaran hoaks provokasi yang sifatnya mengadu domba tertinggi terjadi pada 30 Agustus 2019. Pada hari itu, Kominfo menemukan ada 75 ribu konten hoaks terkait Papua.
“Yang paling banyak Twitter, asalnya seluruhnya, seluruh dunia,” jelasnya.
Pria yang kerap disapa Chief RA ini menjelaskan bahwa kanal atau tautan penyebar hoaks yang berkaitan dengan Papua berasal dari 20 negara. Sayangnya, Rudiantara tidak menjelaskan secara spesifik alamat IP penyebar dari negara mana saja, tetapi salah satu alamat penyebar hoaks tersebut berasal dari Eropa.
“Kami mencatat 20 negara lebih yang mention-nya berasal dari negara tersebut. Tetapi belum tentu warga negara tersebut yang (mengunggah). Asalnya dari negara tersebut. Kebanyakan dari dalam negeri mention-nya, tetapi juga ada dari luar negeri, salah satu negara Eropa,” katanya.
{Baca juga: Rudiantara: Sebar Berita Hoaks, Rugi di Pulsa}
Forum Pemimpin Redaksi itu dihadiri oleh Menko Polhukam Wiranto, Kepala Staf Presiden Moeldoko dan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian. Tujuan dari forum tersebut adalah untuk menjelaskan terkait kondisi Papua khususnya informasi di internet terkait kondisi di bumi Cendrawasih tersebut. (NM/FHP)