Telset.id, Jakarta – Meski menyandung status CEO Twitter, namun Jack Dorsey ternyata tak bebas dari keisengan para hacker. Terbukti, akun pribadi milik pendiri Twitter itu dikabarkan diretas oleh oknum tak bertanggung jawab, untuk menyebarkan pesan pro-hilter.
Dilansir Telset.id dari Mashable pada Sabtu (31/08/2019), peretasan akun Twitter milik Dorsey ini terjadi pada Jumat sore (30/8/2019) waktu setempat.
Para hacker menggunakan akun milik Dorsey untuk nge-tweet pesan terkait pro-hilter dengan menuliskan jika Hitler tidak bersalah dalam peristiwa Holocaust yang membunuh jutaan warga Yahudi tersebut.
{Baca juga: Revisi Aturan, Twitter akan Hapus Tweet Kebencian Agama}
Tweet tersebut sudah dihapus namun berhasil diabadikan oleh akun bernama @danielnazer. Menanggapi aksi peretasan itu, Twitter pun angkat suara.
Twitter's promise vs. Twitter's reality. pic.twitter.com/ilwgrw6we8
— Daniel Nazer (@danielnazer) August 30, 2019
Vice President Communication Global, Brandon Borrman mengonfirmasi bahwa memang benar akun Jack Dorsey telah diretas, dan saat ini sedang dilakukan penyelidikan.
“Ya, akun Jack dikompromikan. “Kami sedang mengerjakannya dan menyelidiki apa yang terjadi,” kata Brandon.
Sedangkan akun yang disebutkan dalam tweet tersebut yakni @ taytaylov3r telah ditangguhkan oleh Twitter. Kasus ini pun menjadi pelajaran bahwa akun CEO Twitter, Jack Dorsey yang memiliki 4,2 juta pengikut tidak bisa bebas dari peretasan, bahkan di layanan miliknya sendiri.
Keamanan Twitter memang sempat menjadi sorotan awal tahun lalu. Perusahaan keamanan siber, Insinia menemukan celah keamanan di media sosial Twitter. Menurut mereka, mereka dapat mengatur postingan sebuah tweet di akun selebriti melalui Short Message Service (SMS) atau pesan singkat.
Dilansir Telset.id dari The Guardian pada Selasa (02/01/2019), ada dua selebritas yakni Louis Theroux dan Eamonn Holmes yang diuji coba dalam penelitian ini.
{Baca juga: Keamanan Lemah, Akun Twitter Bisa Diretas Lewat Pesan SMS}
Menurut perwakilan pihak Insinia, Mike Godfrey, perusahaan mereka dapat memposting tweet di akun selebriti dengan teknologi spoofing dalam ponsel untuk menyoroti cacat keamanan di sistem jaringan media sosial.
Hasilnya terdapat celah keamanan di Twitter dan orang dapat menyalahgunakan kelemahan tersebut untuk menyebarkan disinformasi dan merusak reputasi individu terkemuka.
“Kami telah memperingatkan tentang hal ini selama bertahun-tahun,” kata Godfrey. [NM/HBS]
Sumber: Mashable