Telset.id – Oppo Reno merupakan versi “standar” yang diboyong Oppo sebagai seri perdana untuk Reno Series. Smartphone ini menemani Oppo Reno 10x Zoom yang jadi versi tertinggi atau flagship yang dibawa Oppo ke Indonesia.
Well, mungkin ada beberapa pertanyaan dari Anda soal Oppo Reno “standar” ini. Tapi, bisa jadi hanya satu pertanyaan yang dinilai kami sebagai pertanyaan paling krusial, yakni “Apakah Reno standar itu biasa saja?”
Nah, kali ini tim Telset.id akan mencoba untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan mengulas smartphone ini secara mendalam di setiap bagiannya dalam review Oppo Reno. So, simak ulasannya!
{Baca juga: Review Samsung Galaxy A70: Bongsor dan Bertenaga}
Desain
Oppo menjadi salah satu brand yang mulai meninggalkan desain berponi atau notch apalagi lubang kamera di layar. Bermula dari Oppo F11, kini Reno Series juga sudah mengusung desain layar fullscreen tanpa adanya notch atau lubang kamera.
Oppo Reno punya layar berjenis Super AMOLED berukuran 6,4 inci dengan resolusi Full HD+ yang telah dilapisi Gorilla Glass 6. Kalau sudah Super AMOLED, ada satu fitur yang mulai wajib dihadirkan, yaitu sensor sidik jari di dalam layarnya.
Teknologi ini punya kecepatan respon yang cepat dengan pengenalan sidik jari yang baik. Juga, Reno pun memiliki fitur Always on Display yang menampilkan jam dan sejumlah notifikasi pada layarnya ketika keadaan mati.
Layarnya fullscreen, lantas dimana kamera depannya? Disinilah uniknya. Reno menggunakan konsep desain kamera popup yang benar-benar beda dari smartphone lainnya. Reno pakai Pivot Rising Camera atau disebut sebagai kamera “ngintip”. Tapi, nanti kami akan jelaskan di bagian lainnya .
Ke bagian belakang, Reno menganut filosofi simetris untuk desainnya. Jadi, seluruh garis desain, komponen, sampai logo ditaruh di tengah body. Reno juga dikemas dengan body berbahan dasar kaca yang dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 5.
Oppo itu jadi salah satu brand yang selalu memberikan karakter warna yang berbeda-beda untuk setiap serinya, termasuk Reno Series. Smartphone ini cenderung punya warna yang tegas tapi mewah, kayak warna hitam di smartphone yang kami gunakan sekarang.
{Baca juga: Review Huawei P30 Pro: Kamera Masih Jadi Andalan}
Di sini, ada frame kamera ganda, lalu ada lingkaran kecil di bagian bawahnya. Anda ingat logo Sony Ericsson? Nah, lingkaran di Oppo ini mirip seperti logo dari merek ponsel legendaris itu. Bedanya, lingkaran ini sebagai penopang dari body Reno ketika ditaruh di alas seperti meja, dan lainnya.
Meski sudah Gorilla Glass 5, Anda tentu tidak mau ada baret-baret halus di body Reno kan? Meski memang Oppo juga memberikan softcase berkualitas dalam paket pembelian.
Spesifikasi dan OS
Performa terbaik untuk menunjang aktivitas gaming pengguna merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh smartphone saat ini, termasuk juga Oppo Reno. Smartphone ini ditopang oleh dapur pacu berkualitas yang bisa di ajak “ngebut”.
Reno ditenagai oleh prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 710, RAM 6GB, ROM 256GB, dan baterai berkapasitas 3,765 mAh yang didukung teknologi VOOC 3.0.
Semuanya, menopang seluruh proses yang berjalan di atas ColorOS 6 berbasis Android Pie. Di ColorOS 6, ada beberapa fitur unggulan yang memudahkan penggunanya lho.
Misalnya, App Drawer. Pabrikan asal China ini akhirnya ngasih App Drawer juga di sistem operasinya. Kehadiran App Drawer tentu diapresiasi oleh para pengguna yang suka dengan hal ini, dan kurang menyukai dengan banyaknya ikon aplikasi di layar utama.
ColorOS 6 juga cocok untuk semua tipikal pengguna. Mulai dari yang suka dengan berbagai hal efisien, sampai yang gaming.
Smart Bar contohnya. Fitur ini memungkinkan pengguna untuk menjalankan aplikasi lain, ketika sedang menjalankan aplikasi lainnya. Intinya, dua aplikasi dalam satu waktu tanpa pakai fitur split screen, melainkan tampilan popup untuk aplikasi yang mendukung.
Kalau untuk pengguna gaming, ada Game Space. Fitur ini mampu meningkatkan performa smartphone untuk membuat pengalaman gaming makin maksimal. Fitur ini juga bisa memblokir berbagai notifikasi yang mengganggu, termasuk telepon.
Berbicara soal performanya, kami menggunakan dua aplikasi benchmark, yaitu AnTuTu benchmark dan Game Bench untuk mengetahui seberapa besar performanya. Saat ditest dengan AnTuTu benchmark, hasilnya smartphone ini mencatatkan skor hingga 155 ribuan, dan itu terbilang tinggi bagi smartphone bermesin Snapdragon 710.
Kemudian Game Bench. Di benchmark ini, kami melakukan gaming test dengan menjalankan 3 game bergrafis tinggi seperti PUBG Mobile, Need for Speed Most Wanted, dan Need for Speed No Limits.
Game pertama yang kami uji adalah PUBG Mobile. Oppo Reno secara default sanggup memainkan game ini di kualitas “High” dengan grafis maksimal yang kami gunakan adalah HD dengan Frame Rate High.
{Baca juga: Review Oppo R17 Pro: Comeback yang Cantik dan Canggih}
Berdasarkan pengujian via Game Bench, PUBG Mobile bisa dimainkan secara stabil di 30 fps, tanpa adanya penurunan frame rate secara signifikan.
Game selanjutnya adalah Need for Speed Most Wanted. Game dengan grafis tinggi ini bisa dimainkan secara stabil di 60 fps, tanpa penurunan frame rate yang berarti.
Terakhir, adalah Need for Speed No Limits. Seperti PUBG Mobile, Reno bisa memainkan game ini secara stabil di 30 fps. Meski tidak se-smooth Need for Speed Most Wanted, angka frame rate ini tergolong baik untuk sebuah smartphone menengah ke atas.
Baterai
Kini bahas baterai. Oppo Reno didukung oleh teknologi pengisian baterai cepat atau fast charging terbaru dari Oppo. Smartphone ini mengusung fitur VOOC 3.0 yang diklaim mampu mengisi baterai berkapasitas 3,765 mAh dengan cepat.
Untuk membuktikan seberapa cepat VOOC 3.0 di Oppo Reno, kami mengujinya menggunakan fitur Battery Wear Test di AnTuTu Benchmark. Kami menghitung kecepatan pengisian baterai dari 8% sampai penuh.
Berdasarkan aplikasi tersebut, baterai Oppo Reno dapat terisi dari 8% sampai 80% dalam waktu 54 menit. Sementara dari 8% hingga penuh, dibutuhkan waktu hingga 78 menit.
Catatan ini terbilang sangat cepat, karena selama proses charging, kami menggunakan smartphone ini secara aktif. Mulai dari mengetik pekerjaan, chatting, dan kegiatan lainnya. Sementara untuk daya tahan baterainya, smartphone ini mampu menemani aktivitas kami hampir seharian. Good job Oppo!
Kamera
Oppo Reno punya lensa utama dengan sensor 48MP aperture f/1.7 dengan dukungan teknologi PDAF, HDR, dual LED Flash tanpa adanya Optical Image Stabilization (OIS).
Kemudian lensa depth 5MP aperture f/2.4 yang membantu pengguna mengambil gambar dengan efek bokeh. Kamera utama ini minus lensa telephoto dengan teknologi lensa periscope yang ada pada Reno 10x Zoom.
Selama kami menggunakannya, kami menyukai kemampuannya untuk memotret foto malam yang berkualitas. Lensa utama Reno bukaannya besar, sehingga sensitif dengan cahaya, apalagi dibantu dengan adanya fitur Night Mode.
Saat mengambil foto malam menggunakan Night Mode, sistem kamera akan mengambil beberapa foto selama beberapa detik. Durasinya, tergantung intensitas cahaya saat pengambilan foto.
Nantinya, semua foto yang diambil akan digabungkan menjadi satu foto malam yang punya kualitas baik, minim noise, punya detail yang bagus, dan komposisi warna yang berkualitas. Berikut foto-fotonya:
Lensa utama Oppo Reno 48MP, tapi sebenarnya lensa utama tersebut menangkap gambar dengan resolusi 12MP, bukan 48MP. Mengapa? Sederhana, karena pengaturan ini memungkinkan kamera untuk mengambil foto bagus dengan detail dan warna yang tajam. Prosesnya, sistem akan memadatkan foto 48MP ke 12MP.
Meski demikian, pengguna tetap bisa mengambil foto 48MP kok. Caranya, masuk ke menu Photo Rasio dan memilih opsi [4 : 3] 48MP, sehingga bisa menangkap gambar besar 48MP.
Oppo memberikan teknologi berbasis Artificial Intelligence bernama AI Scene Recognition untuk kamera Oppo Reno. Sesuai namanya, teknologi ini mampu memberikan pengaturan yang paling cocok untuk skenario foto yang diambil.
Makanan misalnya, AI akan memberikan pengaturan “Food”. Ada juga “Bright” yang artinya pengambilan foto terjadi saat kondisi cahaya yang benar-benar terang. Sehingga kamera otomatis akan menghasilkan foto yang tidak over brightness. Berikut beberapa hasil fotonya:
Sekarang bahas kamera depan. Reno menggunakan konsep Pivot Rising Camera, yang merupakan model kamera popup yang baru satu-satunya.
Di dalamnya, ada lensa 16MP aperture f/2.0 di bagian depan, dan LED Flash di bagian belakangnya. Kami bahas mekanisme Pivot Rising Camera dulu.
{Baca juga: Review Realme X: Another Midranger, Rasa Flagship}
Jadi Pivot Rising Camera menggunakan satu motor yang bisa membuat kamera naik turun, sampai menahannya saat digunakan untuk selfie. Karenanya, Pivot Rising Camera itu minim energi, dan berdampak pada awetnya baterai smartphone.
Pivot Rising Camera sendiri telah diuji ratusan ribu kali oleh Oppo untuk menjamin kualitas dan daya tahannya. Oppo sudah mengujinya sebanyak 200 ribu kali, dan kalau dihitung, kamera ini berarti bisa tahan 5 tahun minimal dengan asumsi selfie (naik turun) sebanyak 200 kali per harinya.
Seperti F11 Pro, Pivot Rising Camera juga punya Fall Detection yang memanfaatkan sensor gyroscope di Reno. Fitur ini Bisa mendeteksi saat smartphone jatuh, dan otomatis kamera akan menutup dengan sendirinya.
Sekarang bahas kualitas kamera depannya. Oppo identik sama Selfie Expert ingat? Jadi, pastinya kamera depan smartphone ini pun punya kualitas yang bagus.
Dibantu dengan adanya teknologi berbasis AI, smartphone ini hasilkan foto selfie yang bagus. Dan karena ada AI, sistem otomatis bisa memperhalus wajah, memberikan tone warna yang pas, sampai meningkatkan detail wajah secara rapi, tergantung jenis kelamin dari penggunanya. Berikut hasil foto selfienya:
Kesimpulan
Meski jadi versi standar, bukan tertinggi seperti Reno 10x Zoom, Oppo Reno tetap kami apresiasi. Segala hal di dalamnya, dari desain, layar, spesifikasi, sistem operasi sampai kamera dikemas dan dirancang dengan baik oleh R&D Oppo untuk memberikan pengalaman maksimal kepada penggunanya.
Oppo Reno bisa dibilang menjadi satu solusi bagi pengguna yang ingin memiliki smartphone serba lengkap. Sebab, dalam satu paket, selain bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan baik, main game puas, kami juga bisa berkarya lewat foto-foto yang berkualitas bagus. (FHP/HBS])