Telset.id, Jakarta – Buntut pemboikotan Huawei semakin memanas. Pemerintah China mewanti-wanti kepada perusahaan teknologi kelas kakap, termasuk Microsoft dan Dell dari Amerika Serikat serta Samsung asal Korea Selatan, untuk siap menerima konsekuensi buruk jika patuh terhadap perintah Presiden Donald Trump.
Peringatan itu disampaikan dalam pertemuan pada Selasa (4/6/2019) dan Rabu (5/6/2019) lalu setelah Beijing mengumumkan daftar perusahaan serta individual yang masuk daftar hitam. Hal tersebut merupakan bentuk pembalasan atas tindakan Trump terhadap Huawei.
Dikutip Telset.id dari Reuters, Minggu (9/6/2019), pertemuan dipimpin oleh badan perencanaan ekonomi pusat China, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, serta dihadiri oleh perwakilan Kementerian Perdagangan, Kementerian Industri dan Teknologi Informasi.
{Baca juga: Google Rayu Pemerintah AS Izinkan Huawei Tetap Pakai Android}
Keterlibatan tiga badan milik pemerintah China menunjukkan ada koordinasi tingkat tinggi dan kemungkinan persetujuan dari pimpinan tertinggi. Intervensi itu tampaknya dirancang untuk menggalang dukungan bagi Huawei meskipun tidak secara khusus diungkap dalam forum.
Dominic Carr, juru bicara Microsoft di Seattle, menolak mengomentari pertemuan tersebut. Demikian pula Phil Hughes, seorang perwakilan untuk Arm di Austin, Texas, dan Dave Farmer, juru bicara Dell di Hopkinton, Mass. Perwakilan untuk Samsung pun tidak mau berkomentar.
Di lain sisi, Presiden China, Xi Jinping, dan partainya bakal dianggap tidak mampu mempertahankan masa depan ekonomi negara jika konfrontasi dengan Amerika Serikat benar-benar menghancurkan Huawei dan mengempaskan rencana peluncuran teknologi jaringan nirkabel 5G.
Peringatan yang dibuat oleh Beijing sepertinya merupakan upaya untuk mencegah rantai pasokan yang menghubungkan ekonomi China ke seluruh dunia terputus. Apalagi, ada peningkatan kekhawatiran di China terkait memindahkan produksi perusahaan besar ke tempat lain.
{Baca juga: Diboikot Amerika Serikat, Huawei Merapat ke Rusia}
Huawei sendiri nampaknya tak tinggal diam mendapat tekanan bertubi-tubi dari Amerika Serikat (AS). Bukannya ciut, Huawei malah merapat ke Rusia. Perusahaan teknologi asal China itu baru saja menandatangani perjanjian kerjasama pengembangan teknologi 5G di negara yang menjadi musuh bebuyutan AS tersebut.
Raksasa telnologi China itu telah menandatangani perjanjian dengan perusahaan telekomunikasi Rusia MTS untuk mengembangkan jaringan nirkabel generasi kelima di negara itu.
Kedua perusahaan menandatangani kesepakatan di sela-sela pertemuan antara Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin, dalam lawatannya selama tiga hari ke Rusia.
{Baca juga: Terkait Embargo Huawei, China Bakal Serang Balik AS}
MTS sendiri adalah perusahaan telekomunikasi terbesar di Rusia, memegang 31 persen pangsa pasar dan memiliki 78,3 juta pelanggan. Tak hanya menguasai pasar Rusia, MTS juga beroperasi di Ukraina, Armenia dan Belarus.
Perusahaan itu mengatakan bahwa dengan adanya perjanjian kerjasama itu, mereka akan mengizinkan Huawei mengembangkan jaringan 5G di Rusia. Kedua perusahaan akan melakukan uji coba jaringan seluler generasi kelima itu pada 2019-2020. [SN/HBS]
Sumber: Reuters