Tencent PHK Karyawan Gara-gara Bisnis Game Redup

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Perusahaan internet raksasa China, Tencent, yang juga terkenal di industri game dikabarkan akan memangkas jumlah karyawannya. Kebijakan PHK karyawan ini dilakukan karena lesunya bisnis game yang selama ini menjadi lumbung utama pendapatan mereka.

Dilansir Business Standard, Kamis (21/3/2019), pertumbuhan bisnis game Tencent mengalami penurunan dalam beberapa waktu terakhir.

Namun tak cuma bisnis game, pertumbuhan bisnis lainnya juga melambat. Hal itulah yang membuat perusahaan harus PHK karyawan hingga 10 persen dari total karyawannya di posisi middle manager.

Perusahaan disebutkan berusaha mencari pengganti yang berasal dari kalangan muda. Sumber menyebutkan bahwa President Tencent Holdings, Martin Lau, tengah mengevaluasi performa setiap manajer.

{Baca juga: 80 Game Baru “Selamat” dari Pemblokiran Game di China}

“Kami tidak bisa menyediakan posisi manajer sebagai posisi seumur hidup. Apabila Anda berkompetensi, maka akan segera naik jabatan, tapi apabila Anda lelah maka Anda harus melepaskan jabatannya,” tutur Lau dalam sesi town hall meeting dengan karyawan.

Dalam sebuah sesi terpisah, pendiri Tencent sekaligus CEO Tencent, Ma Huateng, menyatakan bahwa setiap tahun setidaknya satu dari lima kenaikan jabatan diberikan kepada karyawan muda yang berbakat.

Bisnis game Tencent memang sedang tidak bagus akibat kebijakan baru pemerintah China. Sehingga mereka berpikir perlu mengisi lebih banyak generasi yang lebih muda, serta membuat jumlah karyawannya lebih ramping.

Seperti telah diberikan sebelumnya, pada tahun lalu pemerintah China sempat menghentikan proses registrasi untuk memberikan izin agar game bisa dirilis di negara tersebut.

Penghentian itu membuat banyak game yang akan dirilis Tencent menjadi tertunda, dan berimbas perusahaan merugi. Valuasi Tencent bahkan disebut-sebut sempat merosot hingga USD 160 atau Rp 2,3 trilun.

Pemerintah China saat itu sedang membuat regulasi baru untuk mengatasi tingkat adiksi (kecanduan) kalangan muda Tiongkok terhadap game, dan juga mengatur konten yang boleh ditampilkan dalam game.

{Baca juga: China Bakal Batasi Jumlah Game Online, Kenapa?}

Tencent sendiri sempat menggemuk karena jumlah karyawannya bertambah. Karyawan Tencent pernah mencapai 50.000 orang di bulan September tahun lalu, padahal di akhir 2015 jumlahnya hanya 30.000 orang.

Sementara pertumbuhan pendapatan perusahaan di bulan September 2018 menjadi yang terendah sejak September 2015.

Kebijakan pemangkasan karyawan oleh perusahaan-perusahaan di China semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Selain Tencent, langkah serupa juga dilakukan oleh dua raksasa teknologi China, yakni JD.com dan Didi Chuxing. [BA/HBS]

Sumber: Business Standard

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI