Telset.id, Jakarta – Senator Demokrat, Ron Wyden meminta CEO Apple dan Google untuk segera berhenti menawarkan aplikasi Saudi e-government. Aplikasi ini sendiri diketahui memungkinkan pria di Arab Saudi untuk melacak dan mengontrol pergerakan wanita di negara tersebut.
Dalam sebuah surat yang dikirim ke raksasa teknologi pada Senin (11/2) lalu, Wyden mendesak agar perusahaan mencegah toko aplikasinya digunakan pemerintah Arab Saudi untuk mengawasi dan mengontrol perempuan.
Hal yang tak jauh berbeda dilakukan Kelompok-kelompok hak asasi manusia. Mereka meminta kedua perusahaan untuk mempertimbangkan penyalahgunaan dan diskriminasi yang dapat ditimbulkan oleh aplikasi.
Absher, demikian aplikasi itu dipanggil, merupakan sebuah aplikasi yang dapat diunduh di Google Play store dan Apple store berfungsi sebagai portal e-government dan perangkat lunak layanan umum untuk Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi.
{Baca juga: Perempuan Arab Saudi Kini Dapat Notifikasi Cerai via SMS}
Dengan aplikasi ini, warga Arab Saudi dapat memproses sejumlah surat-surat pribadi, seperti mendapatkan paspor, akta kelahiran atau pendaftaran kendaraan. Namun, menurut para pembela hak asasi manusia, aplikasi ini juga dianggap memfasilitasi sistem perwalian patriarki Arab Saudi.
Seorang peneliti Timur Tengah di Human Right Watch, Adam Coogle menyebut, untuk dapat bepergian perempuan di Arab Saudi harus mendapatkan izin dari apa yang disebut wali pria.
Di bawah sistem hukum dan praktik ini, wanita di Arab Saudi membutuhkan persetujuan dari “wali,” biasanya ayah, suami, atau kerabat laki-laki, untuk berbagai keputusan dan tindakan.
Dengan menggunakan Absher, pria Saudi dapat membatasi perjalanan perempuan atau wanita Saudi dengan mengizinkan atau melarang mereka meninggalkan negara itu. Selain itu, wali pria juga dapat membatasi tanggal dan tempat wanita diizinkan bepergian.
{Baca juga: Akhirnya, Arab Saudi Terbitkan SIM untuk Pengemudi Wanita}
“Kami meminta Apple dan Google untuk menilai risiko pelanggaran hak asasi manusia terhadap perempuan, yang difasilitasi oleh aplikasi, dan mengurangi kerugian yang dimiliki aplikasi terhadap wanita,” kata Amnesty International dalam sebuah pernyataan kepada The Washington Post pada hari Selasa.
Penggunaan aplikasi Absher untuk membatasi pergerakan perempuan, dianggap sebagai bentuk diskriminasi terhadap perempuan.
Sementara itu, Kedutaan Besar Saudi di Washington belum menanggapi permintaan komentar, terhadap masalah ini.
CEO Apple, Tim Cook mengaku tidak mengetahui aplikasi Absher, tetapi mengatakan akan memeriksanya. Apple tidak mengetahui jumlah unduhan untuk aplikasi ini.
{Baca juga: Arab Saudi Akhirnya “Berdamai” dengan WhatsApp dkk}
Sedangkan di Google Play store, Absher telah diinstal pada perangkat lebih dari 1 juta kali. Sementara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi mengatakan di websitenya, bahwa platform Absher untuk individu dan bisnis memiliki lebih dari 11 juta pengguna.
Baik di Apple store maupun Google Play Store, pratinjau aplikasi menyebutkan, Absher telah dirancang dan dikembangkan dengan pertimbangan khusus untuk keamanan dan privasi data dan komunikasi penggunanya. [BA/IF]