Telset.id – Dua tahun Oppo R Series vakum di Indonesia, kini seri terbaru dari smartphone tersebut hadir kembali menyapa konsumen Tanah Air. Adalah Oppo R17 Pro, yang diluncurkan beberapa waktu lalu sebagai smartphone andalan terbaru Oppo di Indonesia.
Smartphone ini merupakan flagship kedua yang secara beruntun dibawa Oppo setelah seri Find X. Selayaknya sebuah produk flagship, tentu R17 Pro mengusung sejumlah teknologi terbaru, canggih, dan berbeda dibandingkan smartphone Oppo “standar” lainnya.
Saat diperkenalkan, Oppo mengklaim bahwa smartphone seharga Rp 9,9 jutaan itu mengandalkan sejumlah keunggulan yang menjadi daya tariknya, seperti sisi desain, spesifikasi, kamera, dan teknologi SuperVOOC Flash Charge atau pengisian cepat ala Oppo.
{Baca juga: 4 Fakta Menarik Tentang Perangkat Baru Oppo, R17 Pro}
Tapi benarkah? Well, kami ingin membuktikan “klaim Oppo” ini lewat review Oppo R17 Pro, dengan mengulas smartphone tersebut secara lengkap. So, mending simak ulasan kami untuk mengetahui segalanya dari smartphone ini ya!
Desain
Saat pertama kali melihat dan menggunakannya, sisi desain sukses memberikan kesan baik dari kami. Memang di bagian depan, Oppo R17 Pro memiliki desain yang hampir sama dengan Oppo F9 maupun A7, karena sama-sama mengusung desain layar memanjang dengan adanya poni berbentuk waterdrop di atasnya.
Tapi ada pembeda kok pada smartphone itu. Pertama, bezel-nya yang jauh lebih tipis daripada dua smartphone menengah yang kami sebut tadi.
Kedua, teknologi layarnya lebih canggih. Gak lagi pakai panel IPS, R17 Pro menggunakan layar berjenis AMOLED berukuran 6,4 inci dengan resolusi Full HD+ (1.080 x 2.340 piksel) dan aspek rasio 19 : 9. Layar itu juga lebih tahan banting, karena telah dilapisi oleh Corning Gorilla Glass 6.
Selain itu di bawah layarnya, terdapat sistem keamanan berbasis biometrik, yakni sensor sidik jari yang responsif untuk mengenali jari pengguna dan membuka smartphone.
Ke bagian belakangnya, Oppo R17 Pro punya kemasan desain dan warna yang berbeda. Body-nya dikemas dengan konsep efek gradasi yang memadukan warna ungu dan biru muda plus ada pola cahaya berbentuk “S” ketika body smartphone terkena cahaya di sudut-sudut tertentu.
{Baca juga: 4 Fitur yang Bisa Kita Harapkan Ada di Smartphone 2019}
Dengan konsep ini, warna body Oppo R17 Pro jadi punya warna-warna yang berbeda, tergantung sudut penglihatan penggunanya. Kadang biru muda, bisa juga ungu, atau biru tua, bahkan bisa kombinasi antara ungu dan biru muda.
Belum selesai sampai disitu. Smartphone ini juga sempat bikin bingung kami, pada awal kami menggunakannya. Kenapa?
Pada awalnya kami kira body Oppo R17 Pro berbahan dasar metal, karena grip dan feel-nya yang cukup kesat alias tidak licin. Akan tetapi sebenarnya, smartphone ini dibuat dengan body berbahan dasar polycarbonate yang dilapisi dilapisi tempered glass dan juga Corning Gorilla Glass 6.
Tidak hanya body belakang saja yang pakai konsep dua warna. Frame smartphone juga diwarnai dengan dua warna yang berbeda, yakni biru muda dan ungu.
{Baca juga: 5 Alasan Oppo R17 Pro Tetap Menonjol di Tengah Keramaian}
Sisi kiri smartphone, Oppo melapisinya dengan warna biru muda. Sementara sisi kanan, diberi warna ungu. Sedangkan bagian atas dan bawah, dilapisi warna perpaduan biru muda dan ungu.
Selesai membahas soal desain, sekarang kita bahas soal pengalaman kami saat menggunakannya. Memang, soal desain smartphone tersebut sudah bagus. Tapi kalau urusan penggunaan, ada kekurangan yang kami rasakan.
Pertama, speaker yang salah tempat. Ya, speaker R17 Pro ditempatkan di kiri bawah body smartphone. Kalau digunakan di posisi seperti biasa sih tidak akan terasa kekurangannya, karena smartphone ini nyaman digunakan menggunakan satu tangan atau dua tangan.
Namun apabila digunakan untuk main game, sampai nonton di Netflix atau YouTube tanpa menggunakan headset dengan posisi landscape, baru terasa kekurangannya.
Suara yang keluar dari speaker tidak akan keluar dengan maksimal. Sebab, tertutup oleh tangan kanan kita yang biasanya menahan smartphone di posisi bagian bawah.
Kekurangan ini bisa sih ditanggulangi dengan memutar posisi smartphone. Tapi apabila tidak terbiasa, maka pengalaman menggunakannya pun masih kurang maksimal.
Kemudian, tidak ada jack audio 3,5mm. Sebenarnya ini bukan kekurangan yang signifikan, karena memang sejumlah brand smartphone pun sudah menghilangkan jack tersebut pada smartphone-nya demi estetika desain yang bagus. Lagian, Oppo sudah “membayar lunas” kekurangan ini dengan menyertakan headset dengan port Type-C di dalam kotak pembelian.
Spesifikasi
Oppo R17 Pro menjadi salah satu smartphone pertama yang ditenagai oleh prosesor octa-core 2.2 GHz Snapdragon 710. Didukung juga dengan RAM 8 GB, ROM 128 GB, serta sistem operasi ColorOS 5.2 berbasis Android 8.1 Oreo.
Lantas bagaimana kemampuannya? Untuk mengetahuinya, kami menggunakan aplikasi AnTuTu Benchmark versi 7, agar mengetahui performa smartphone dalam angka, dan dapat membandingkannya dengan smartphone lain di kelasnya.
Berdasarkan pengujian kami, Oppo R17 Pro mencetak skor 155 ribuan. Apabila kami bandingkan dengan smartphone di harga yang hampir sama, seperti Huawei Mate 20 yang dibanderol dengan harga Rp 8,9 jutaan, Huawei P20 Pro dengan harga Rp 9,5 jutaan, sampai Oppo Find X dengan 10,8 jutaan, Oppo R17 Pro sangat tertinggal performanya.
Sebab, ketiga smartphone itu menggunakan chipset high-end dari masing-masing merk SoC, seperti Kirin 980 untuk Mate 20, Kirin 970 untuk P20 Pro, dan Snapdragon 835 untuk FInd X. Berikut perbandingannya:
Sementara ketika dibandingkan dengan smartphone yang punya spesifikasi hampir sama seperti, Xiaomi Mi 8 Lite dan Asus Zenfone Max Pro M2 dengan Snapdragon 660, dan Realme U1 dengan MediaTek Helio P70, Oppo R17 Pro unggul cukup jauh. Berikut perbandingannya:
Jangan dulu kecewa dengan performanya, karena “kalah telak” dari smartphone high-end yang beredar saat ini dengan harga yang hampir sama. Sebab, kecanggihan sebuah smartphone tidak diukur dari jenis prosesor, performa, dan besaran AnTuTu Benchmark saja, tapi juga dari teknologi canggih yang ada di dalamnya.
{Baca juga: 3 Prediksi Tren Smartphone Tahun Ini Menurut Oppo, Apa Saja?}
Salah satu teknologi canggihnya adalah baterai pada Oppo R17 Pro. Baterai smartphone ini berkapasitas 3,700 mAh yang mendukung teknologi pengisian cepat, SuperVOOC Flash Charge. Perlu diketahui, teknologi ini juga terdapat pada Oppo Find X Lamborghini Edition, yang dibanderol dengan harga Rp 27 juta sampai Rp 30 jutaan.
SuperVOOC Flash Charge merupakan teknologi pengisian baterai dengan daya 10V/5A, dan desain baterai bi-cell (2 x 1850mAH). Oppo mengklaim, teknologi ini mampu mengisi 40% baterai dalam waktu 10 menit saja.
Pertanyaannya, amankah? SuperVOOC secara inovatif dapat mengurangi voltase pada baterai bi-cell dengan level voltase seperti pada penggunaan baterai tunggal. SuperVOOC juga mengadopsi teknologi 5 tingkatan perlindungan, mulai dari adapter, baterai, lubang pengisian daya terdapat 5 chip yang berfungsi untuk melindungi pengisian daya.
{Baca juga: Menjajal SuperVOOC Flash Charge di R17 Pro, Beneran Cepat?}
Berdasarkan pengujian kami ketika mengisi baterai Oppo R17 Pro dari 4% sampai 100%, hanya dibutuhkan waktu selama 35 menit saja. Catatan tersebut jauh lebih cepat dibandingkan teknologi fast charging pada smartphone lainnya.
Ada yang “cukup aneh” dari catatan aplikasi AnTuTu. Hal aneh tersebut adalah, Battery Health Level yang terindikasi hanya 47% atau disebut dengan “Poor”.
Menurut kami, catatan itu karena R17 Pro sebenarnya memiliki dua baterai bi-cell (2 x 1850 mAH). Aplikasi kemungkinan besar hanya mampu mendeteksi satu baterai saja, bukan dua baterai untuk menampilkan catatan Battery Health Level.
Meski pengisian baterainya sangat cepat, tapi untuk menghabiskan baterai smartphone ini bisa dibilang “cukup pegal”. Bagaimana tidak, Oppo R17 Pro punya baterai yang tahan lama, dan bisa menopang smartphone untuk dapat menemani kami hampir seharian dengan catatan screen on-time mencapai 7 jam 53 menit.
Secara keseluruhan, memang Oppo R17 Pro mengusung dapur pacu khas smartphone menengah, dengan menggunakan Snapdragon 710. Tapi seperti yang sudah kami bilang sebelumnya, tipe dari prosesor bukan menjadi dasar utama menentukan smartphone tersebut canggih atau tidak.
Fitur-fitur
Akhirnya! Setelah kita sempat “dibuat kecewa”, karena smartphone sekelas Oppo Find X tidak diberikan NFC, Oppo menghadirkan fitur NFC untuk smartphone barunya di Indonesia lewat R17 Pro.
Memang, ekosistem penggunaan NFC di Indonesia masih terbilang sedikit. Sebab, pembayaran via teknologi tersebut hanya didukung oleh beberapa fintech atau perusahaan pembayaran berbasis aplikasi saja di Indonesia.
Tapi minimal untuk sekarang, pengguna yang memiliki smartphone dengan NFC, mereka dapat mengecek dan mengisi saldo e-money, membeli jajanan di berbagai kafe dengan mudah, dan lainnya.
Fitur lainnya adalah Smart Bar. Fitur ini, memungkinkan pengguna untuk mengakses sejumlah aplikasi secara bergantian, membalas pesan, mengambil screenshot hingga memindahkan data, meski sedang memutar video ataupun bermain game dengan swipe kanan layar ke arah tengah.
Kamera
Oppo R17 Pro mengusung tiga kamera di bagian belakangnya. Resolusinya masing-masing 12 MP lensa utama wide-angle dengan aperture F1.5 / F2.4, 20 MP lensa depth aperture F2.6, serta lensa 3D Time-of-Flight (ToF).
Lensa ketiga merupakan fitur yang menarik dari R17 Pro, karena mampu secara cerdas membantu memetakan objek dalam format 3D. Perlu diketahui, teknologi ini dapat dengan akurat mengukur jarak dengan memantulkan cahaya dari permukaan lensa kamera untuk mengidentifikasi objek.
Namun sayang, Oppo belum mengaktifkan fitur ini di R17 Pro meski secara hardware sudah mampu menjalankannya. Sebab, Oppo menilai teknologi ini masih belum sempurna dan masyarakat Indonesia pun dinilai belum akan terlalu memanfaatkannya.
Untuk sementara sampai benar-benar dirilis, Oppo memanfaatkannya sebagai Augmented Reality (AR) Measurement melalui pembaruan software. Mereka berjanji akan mengaktifkan fungsi kamera 3D ToF dengan pembaruan software apabila sudah siap dan trennya telah mengarah ke sana.
{Baca juga: 5 Smartphone dengan Desain dan Warna Atraktif}
Sekarang berbicara soal kemampuan kamera belakangnya. Bisa dikatakan, Kamera utama adalah sektor lainnya yang kami suka dari smartphone tersebut.
Karena, berdasarkan uji coba kami, kamera R17 Pro dapat membantu kami untuk menghasilkan foto berkualitas, dengan detail dan komposisi warna yang tepat serta tajam di berbagai kondisi. Kami menjajal kamera R17 Pro di lingkungan dengan cahaya yang cukup hingga lingkungan dengan kondisi cahaya yang sangat kurang mendukung. Berikut beberapa fotonya:
Oppo R17 Pro juga handal untuk memotret foto bokeh atau portrait. Kameranya mampu memisahkan objek utama di depan dan background foto dengan efek blur yang baik.
Apabila foto diperbesar, bagian dari objek utama dapat dikenali dan dipisahkan dengan latar belakangnya dengan sangat baik oleh software kamera R17 Pro. Berikut beberapa fotonya:
Smartphone ini pun memiliki kamera depan dengan resolusi 25 MP aperture f/2.0 yang punya kualitas seperti kamera smartphone menengah ke atas Oppo lainnya. Kamera depan smartphone ini dipastikan bakal memuaskan “hasrat selfie” para penggunanya.
Fotonya bagus, tanpa mendapatkan sentuhan Beautify yang terlalu berlebihan. Karena mendukung teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI), yakni AI Beauty 2.0, maka detail dari wajah si pengguna bakal ditampilkan dengan baik. Berikut foto-fotonya:
Well, kamera smartphone ini memang mampu membuat pengguna awam, termasuk pengguna “tukang ngoprek” seperti kami untuk menghasilkan foto atau video yang ciamik dengan sekali jepret. Gak gagal intinya.
Kesimpulan
Pertanyaannya, sebenarnya worth to buy kah Oppo R17 Pro? Dengan harga Rp 9,9 jutaan sebenarnya smartphone ini “sedikit overprice”, kalau hanya melihat mesin utamanya yang cuma pakai Snapdragon 710.
Tapi perlu diingat, kemampuan dari smartphone bukan diukur dari mesin utamanya saja yang kebanyakan dilihat dari angka atau seri dari prosesor itu sendiri.
Ada hal lainnya yang bisa didapatkan oleh pengguna, seperti divisi R&D Oppo yang berhasil memberikan teknologi SuperVOOC Flash Charge, tiga kamera dengan perpaduan software serta hardware yang berkualitas, sistem operasi yang telah dimaksimalkan, build quality dan desain smartphone yang patut diacungi jempol, dan lainnya.
Jadi kalau dilihat dari harganya apakah overprice atau tidak, tergantung dari perspektif Anda sebagai konsumen. Apakah melihat hanya “angka” dari prosesornya saja tanpa melihat teknologi canggih, fitur, sampai desain pada smartphone atau melihat secara keseluruhan dari smartphone. (FHP)