Telset.id, Jakarta – Perusahaan teknologi luar negeri mulai menerapkan kebijakan anti-kantong plastik. Samsung, misalnya, akan berhenti memakai kemasan plastik untuk produk-produk yang dijual. Tujuannya untuk mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan.
Dilansir Mashable, seperti dikutip Telset.id pada Senin (28/1/2019), nantinya ponsel Samsung dibungkus menggunakan kertas daur ulang dan kemasan berbasis bio. Samsung mengumumkan kebijakan bernama Zero Waste tersebut pada Minggu (27/1/2019) lalu.
Samsung bahkan tak hanya memberlakukan kebijakan itu untuk produk ponsel, tetapi juga tablet, dan lainnya. Nantinya, kemasan produk-produk tersebut terbuat dari bahan yang bisa dipakai ulang. Kardus ponsel berbahan plastik akan diganti dengan cetakan pulp.
Aksesori ponsel pun akan dibungkus menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Pengisi daya ponsel Samsung turut berubah dari lapisan mengilap ke matte. Dengan demikian, Samsung tidak lagi perlu menggunakan film perlindungan yang terbuat dari plastik.
{Baca juga: Duh.. Asia Penyumbang Sampah Elektronik Terbesar}
Bagaimana dengan produk seperti TV, lemari es, mesin cuci, dan peralatan dapur? Samsung bakal tidak lagi menggunakan kantong plastik standar. Perusahaan memutuskan untuk memakai tas yang terbuat dari plastik daur ulang dan bioplastik sehingga ramah lingkungan.
Bahan-bahan pembungkus tersebut berasal dari bahan biomassa seperti lemak nabati, tepung jagung, atau tebu. Menurut informasi, perubahan kemasan akan dimulai oleh Samsung pada paruh kedua tahun ini. Pengadaan kertas baru akan dilakukan pada 2020.
Sebelumnya, pada 2017, Apple menyusun rencana untuk sumber kertas dan plastik. Apple memeriksa ulang bahan kemasan pada 2015. Bahkan, pada 2012, kemasan iPod terbuat dari biodegradable guna meminimalisasi penumpukan sampah plastik.
Apple diakui sebagai salah satu perusahaan teknologi paling ‘hijau’ di dunia. Namun Apple mengakui, di seluruh produk yang mereka jual masih terdapat komponen yang tidak ramah lingkungan.
{Baca juga: Apple Berencana Bikin Ponsel dari Bahan Daur Ulang}
Hal ini dikarenakan beberapa material yang digunakan masih harus digali dalam tanah, alias mereka masih harus menambang untuk mendapatkan material tersebut.
Oleh karena itu, dalam laporan tahunan mereka yang bertajuk Apple’s 2017 Environment Responsibility Report, mereka kini sedang mencari cara untuk menghentikan kegiatan yang merusak lingkungan tersebut untuk mendapatkan material yang diinginkan.
Sumber: Mashable