Telset.id, Jakarta – Program baterai murah iPhone menjadi salah satu penyebab Apple merugi. Berdasarkan laporan proyeksi finansialnya, Apple memprediksi bakal kehilangan pendapatan sebesar USD 9 miliar atau Rp 129,9 triliun pada tahun fiskal 2019 di kuartal pertama yang berakhir 29 Desember.
Penyebab utamanya adalah penjualan iPhone yang lemah akibat program baterai murah Apple. Menurut analisa Apple, penjualan iPhone melemah pada tahun lalu karena konsumen lebih memilih mengganti baterai daripada membeli iPhone baru.
Perlu diketahui sebelumnya, bahwa pada 2018, Apple memang memperlambat kinerja mesin, throttle, di iPhone keluaran lama. Apple mengaku membuat kebijakan itu untuk menjaga performa baterai.
{Baca juga: iPad Pro Terbaru Bisa untuk Isi Baterai iPhone}
Sebagai bentuk permintaan maaf, Apple lantas memberi potongan harga untuk program penggantian baterai dari USD 79 menjadi USD 29 atau Rp 418 ribuan.
Dikutip Telset.id dari The Verge, Kamis (03/01/2019), dalam laporan CEO Apple, Tim Cook untuk para investor terungkap bahwa biaya ganti baterai yang lebih murah mengakibatkan konsumen enggan membeli iPhone baru.
{Baca juga: Fitur Baru di iOS 12.1 Bikin Performa iPhone Lawas Drop}
Selain ganti baterai, Apple juga memberi tahu konsumen cara mematikan fitur throttle di iPhone. Walhasil, langkah tersebut membuat konsumen makin enggan menyerviskan iPhone, apalagi menggantinya dengan yang baru.
Hasil kebijakan baterai murah dari Apple berakibat pula kepada semakin banyaknya konsumen yang merasa puas dengan performa iPhone lawas. Lagi-lagi, hal itu membuat konsumen semakin enggan membeli iPhone baru.
{Baca juga: Sindir Apple, Huawei Klaim Tak Perlambat Ponsel Lawas}
Apple tidak mencantumkan angka pasti mengenai penjualan iPhone mulai 1 November tahun lalu, Apple menyatakan tidak akan memberi tahu kepada publik berapa banyak iPhone, iPad, maupun iMac yang terjual. (SN/FHP)