Telset.id, Jakarta – Facebook dilaporkan bisa melacak pengguna Android melalui beberapa aplikasi populer, meski mereka non-pengguna Facebook. Ada kemungkinan, raksasa media sosial ini tetap berpotensi mengumpulkan data semua orang, tanpa harus mengakses platform.
Dikutip Telset.id dari Mashable, Rabu (02/01/2018), Facebook mengumpulkan data non-pengguna melalui puluhan aplikasi Android populer.
Menurut laporan dari Privacy International, aplikasi-aplikasi seperti Kayak, Yelp, Shazam, dan lainnya telah mengirimkan informasi pribadi pengguna ke Facebook.
{Baca juga: Tutupi Penyalahgunaan Data, Washington DC Gugat Facebook}
“Facebook secara rutin melacak pengguna, non-pengguna, maupun pengguna yang telah keluar dari platform. Facebook melakukan pelacakan via Facebook Business Tools. Pengembang aplikasi membagikan data ke Facebook lewat Facebook Software Development Kit,” kata laporan.
Privacy International telah melakukan peninjauan terhadap 34 aplikasi Android populer yang telah diunduh sebanyak 10 juta sampai 500 juta kali. Menurut mereka, setiap aplikasi membagikan data yang berbeda ke Facebook.
{Baca juga: Lagi, Facebook Didenda Rp 165 Miliar karena Jual Data Pengguna}
Kayak misalnya, memberi data berupa data pencarian ke Facebook. Sedangkan King James Bibble membagikan data berupa pasal dan ayat yang diakses pengguna. Sementara kebanyakan aplikasi lainnya, membagikan data berupa waktu kapan aplikasi dibuka dan ditutup.
Sementara perangkat Android digunakan untuk menentukan lokasi pengguna berdasarkan bahasa yang digunakan dan zona waktu di smartphone.
{Baca juga: Korea Utara Diduga Retas Data Pribadi 997 Pembelot}
Meski demikian, Facebook hanyalah satu dari ratusan perusahaan yang melacak dan mengumpulkan data setiap orang untuk dijual. Sebab, Facebook merupakan perusahaan pengumpul data terbesar kedua, setelah Google.
Nantinya, data yang didapatkan bakal digunakan oleh perusahaan marketing untuk menentukan target iklan sebuah produk.
“Sekitar 61 persen dari 34 aplikasi yang diuji secara otomatis mengirim data ke Facebook ketika pengguna membuka aplikasi,” ujar peneliti. (BA/FHP)