Telset.id, Jakarta – Google memperingatkan bahwa email pribadi politikus maupun anggota tim kampanyenya rentan terhadap serangan hacker. Para hacker biasanya menggunakan metode serangan phishing via email pribadi untuk menembus sistem keamanan organisasi.
Metode phishing dibuat untuk menipu korban dengan mengklik tautan ke situs yang memiliki malware atau memberikan password akun.
Biasanya, serangan itu menjadi semakin canggih, ketika digunakan untuk menyerang tokoh masyarakat, seperti politikus.
Dilansir Telset.id dari CNET, Senin (22/10/2018), Head of Account Security Initiative Google, Guemmy Kim mengatakan bahwa Google biasanya memperingatkan para politikus jika mereka menjadi sasaran utama para hacker.
Ia menjelaskan, biasanya anggota tim kampanye menganggap akun pribadi mereka aman, karena tidak digunakan untuk pekerjaan. Namun sebenarnya, akun itu tetap memiliki banyak informasi penting, seperti password ke akun media sosial dan informasi finansial.
Menurut pendiri Tech Solidarity, Maciej Ceglowski, ia menemukan fakta bahwa dalam pelatihan untuk tim kampanye, orang-orang diajari untuk memastikan bahwa akun profesional mereka aman. Namun, akun email pribadi sama sekali tidak diperhatikan.
Kim mengungkapkan, ada beberapa celah keamanan yang ada di akun pribadi tapi tidak ada di akun profesional. Biasanya, akun profesional ada di bawah tanggung jawab perusahaan atau organisasi yang memiliki tim IT khusus dan memiliki berbagai fitur keamanan.
Sementara di akun pribadi, pengguna harus peduli kepada keamanan akun mereka sendiri. Sehingga serangan hacker, tergantung kepada seberapa aman pengguna menjaga akun pribadi mereka.
“Semua orang berpikir bahwa akun profesional yang akan diserang. Tapi sebenarnya, akun itu yang lebih terlindungi,” tegas Kim.
“Akun yang lebih rentan adalah akun pribadi Anda karena tidak ada yang mengawasinya,” pungkasnya. (BA/FHP)
