Telset.id, Jakarta – Mendekati hari perayaan Halloween, Spotify mengeluarkan iklan bertema horor. Namun rupanya iklan yang tayang di YouTube itu dilarang untuk disiarkan di Inggris, karena dinilai “terlalu mengganggu” anak-anak.
Iklan tersebut menampilkan sekelompok anak muda yang diburu oleh boneka setelah menyetel lagu “Havana” yang dinyanyikan oleh Camila Cabello.
Lagu tersebut digambarkan telah membangkitkan boneka menyeramkan yang tersimpan di ruangan lapuk. Boneka itu lalu meneror anak muda satu per satu.
Walaupun mengetahui akan diserang, salah satu remaja tetap memainkan lagu yang memiliki “melodi yang menarik dan lirik yang mudah dinyanyikan.” Alhasil, boneka itu tetap mendatangi mereka.
Iklan ditutup dengan gambar kepala boneka dengan teks: “Killer songs you can’t resist.” Jika diartikan, kata killer bisa menjadi “pembunuh” atau sesuatu yang sangat keren.
Baca juga: Pengguna Skype Bisa Berbagi Lagu dari Spotify
Iklan tersebut dilaporkan ke Otoritas Standar Periklanan (ASA) Inggris oleh salah satu orang tua. Ia mengatakan anaknya merasa iklan Spotify itu membuatnya merasa terganggu. Ia juga menyalahkan Spotify karena iklan itu ditayangkan pada video-video yang diperuntukkan bagi anak-anak.
Iklan tersebut muncul di DanTDM, kanal gaming di YouTube dengan 20 juta subscriber. ASA menerbitkan putusannya terhadap pariwara tersebut pada hari Rabu (17/10/2018).
ASA menulis bahwa Spotify berargumen iklan tersebut ditargetkan untuk orang dewasa berusia 18 hingga 34 tahun menggunakan sistem penarget di YouTube.
Menurut ASA, YouTube mengelak dan mengatakan video-video yang menargetkan kalangan tertentu merupakan tanggung jawab pengiklan.
“Kami memberitahu Spotify untuk memastikan ke depannya, iklan-iklan tidak mengganggu anak-anak tanpa alasan yang dapat dipertimbangkan, dan (mereka juga harus) memastikan iklan-iklan yang tidak cocok untuk anak-anak ditargetkan (kepada kalangan) yang sesuai,” ujar ASA menyimpulkan.
Baca juga: Anak-anak Bisa Dengarkan Spotify di Echo Dot Kids
Dilansir Telset.id dari CNET, lewat pernyataan di surat elektronik, Spotify mengungkapkan penyesalannya atas dampak yang diakibatkan oleh iklan tersebut.
“(Tayangan itu) dibuat sebagai parodi horor yang menghibur – dimaksudkan sebagai iklan yang humoris dan mendemonstrasikan bagaimana beberapa lagu sangat menarik dan mudah diingat,” ujar juru bicara Spotify.
“Kami sebagai pemasar menanggapi tanggung jawab kami dengan sangat serius dan selanjutnya (kami akan) berhati-hati (mengikuti) petunjuk ASA dalam menentukan target iklan yang sesuai dan efektif,” tambahnya.
Sumber: CNET