Telset.id, Jakarta – Prospek transportasi online di kawasan Asia Tenggara yang butuh transportasi cepat dan murah nampaknya masih sangat menjanjikan. Ini membuat Go-Jek melebarkan sayap bisnisnya ke pasar Vietnam dengan menggunakan nama Go-Viet belum lama ini.
Ekspansi bisnis dalam satu kawasan ini tentunya membutuhkan modal yang tidak sedikit. Bahkan Go-Jek berencana menambah modal hingga US$2 miliar atau mencapai Rp 29,7 triliun untuk menunjang rencana perluasan pasar tersebut.
Berdasarkan bocoran yang dihimpun Channel News Asia, Senin (17/9/2018), modal tersebut akan didapat dari investor kakap mereka, yakni Tencent Holdings LTD dan JD.com.
Langkah ini dinilai penting agar Go-Jek saat ini tengah bersaing ketat dengan Grab. Perusahaan asal Singapura ini dianggap sebagai kompetitor utama Go-Jek, terutama di kawasan Asia Tenggara.
Baca juga: Bersama BAZNAS, Go-Jek Mudahkan Pengguna untuk Sedekah Non Tunai
Pastinya duel antara dua raksasa ride sharing Asia Tenggara ini bakalan semakin seru karena kedua perusahaan sama-sama mengeluarkan jurus yang mirip untuk mersaing memperebutkan pasar yang sama.
Misalnya kedua perusahaan sama-sama diguyur investasi miliaran dolar oleh investor kakap dan menggelontorkan jutaan dolar untuk menancapkan dominasinya ke region ini dengan membuat fitur-fitur yang mirip satu sama lain.
“Investor China kantongnya sangat-sangat tebal. Tapi nilai yang akan diinvestasikan tergantung bentuk permintaannya,” ujar narasumber Go-Jek yang tak diizinkan berbicara ke media.
Dia menambahkan bahwa urusan penambahan modal ini bakal rampung paling lambat akhir tahun ini. Hingga berita ini ditulis tidak ada komentar dari Go-Jek dan juga Tencent mengenai bocoran informasi tersebut.
Baca juga: Go-Jek Siap Ekspansi ke Singapura?
Pelopor bisnis transportasi online di Indonesia yang diluncurkan sejak 2011 lalu menyediakan fitur layanan yang cukup lengkap alias one stop app, mulai dari pemesanan jasa layanan antar, pembayaran, order makanan hingga pijat.
Perusahaan besutan Nadiem Makarim ini juga menggandeng sejumlah mitra perusahaan besar lain untuk memperluas cakupan layanannya.
Mei lalu Go-jek menyatakan akan berinvestasi hingga US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun untuk memasuki pasar Vietnam, Singapura, Thailand dan Filipina. Keputusan ini menyusul keputusan mundur Uber dari pasar Asia Tenggara, yang kemudian diakuisisi oleh Grab.
Go-Jek diestimasi memiliki nilai valuasi sekitar US$ 5 miliar atau mencapai Rp 74,4 triliun, pasca Google, Temasek Holdings dan investor kakap lainnya menanamkan modal mereka awal tahun ini. [WS/HBS]
Sumber: Channelnewsasia