Ada yang Klaim 5G, Smartfren Ogah Ikut-ikutan

Telset.id, Yogyakarta – Banyak operator seluler di berbagai negara, termasuk di Indonesia, yang mulai mengembangkan teknologi 5G. Smartfren merupakan salah satu operator di Indonesia yang sudah memulai mengembangkan 5G. Meski begitu, mereka lebih suka menyebutnya 4G+, ketimbang 5G.

“Kami lebih senang menyebut 4G+ daripada mengklaim 5G, karena menurut kami lebih masuk akal,” kata Munir Syahda Prabowo, VP Technology Relations and Special Project Smartfren di acara uji jaringan 4G+ di Westlake Hotel, Yogyakarta, Selasa (14/6/2018).

Munir menambahkan, pihaknya memang lebih suka menyebut 4G+ sebagai “Pre 5G”, ketimbang mengklaim 5G.

Ia mengaku Smartfren memang belum mau terburu-buru untuk menyebut implementasi 5G. Meski sebenarnya, persyaratan 4G+ itu sudah masuk dalam kategori 5G.

Baca juga: Smartfren akan Genjot 4G+ Sebelum Masuk 5G

“Jadi pre 5G itu hanya kata-kata supaya kita mendekatkan ke 5G. Tapi bukan maksudnya berarti kami operator pre 5G. Kami hanya lebih senang mengklaim sebagai operator 4G+,” tegas Munir.

Ia menjelaskan, bahwa ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi agar layanan bisa dikatakan masuk kategori 5G. Beberapa syarat itu antara lain implementasi carrier aggregation (CA), Small cell, MIMO dan QAM, Beam forming, hingga Full duplex dengan kecepatan unduh dan unggah antara 1Gbps hingga 10Gbps.

“Semua pesyaratan itu sebenarnya sudah dipenuhi di 4G+ Smartfren. Jadi bisa saya katakan Smartfren sudah memasuki era teknologi 5G lebih awal, atau saya lebih suka menyebutnya pre 5G,” terang Munir.

Baca juga: Paling Ngebut, Internet Smartfren Terbaik Versi nPerf

Lebih jauh dia mengungkapkan bahwa untuk implementasi layanan 5G masih butuh waktu yang tidak singkat, karena masih dibutuhkan jaringan fiber optic sebagai saluran di bagian back-end untuk mendukungnya.

Ia mengakui saat ini penetrasi fiber optic di Indonesia masih belum banyak, sehingga hal inilah yang membuat implementasi 5G masih butuh waktu untuk disiapkan. Ia memperkirakan 5G secara komersial baru dapat diimplementasikan paling cepat tahun 2020.

“Kita di Indonesia masih punya kendala di fiber optic yang belum massif. Kemungkinan di Indonesia baru bisa merasakan 5G pada tahun 2020 ke atas,” tuturnya.

Saat ditanyakan sudah ada operator yang melakukan uji coba jaringan 5G, Munir mengatakan uji coba itu hanyalah showcase atau buat demo saja, tapi belum benar-benar sudah siap untuk dimplementasikan.

“Uji coba 5G itu hanya sekedar demo saja, karena hingga saat ini belum ada operator yang bisa membuktikan bisa menerapkan 5G secara komersial,” ujar Munir.

Namun, ia menyebutkan bahwa hal itu wajar dari sisi bisnis dilakukan semua perusahaan, untuk menunjukkan bahwa mereka juga mengembangkan teknologi terbaru. Ia mengatakan hal itu dilakukan semua perusahaan, tidak hanya operator seluler saja.

“Kan sama aja seperti pabrikan mobil yang memamerkan mobil concept di acara pameran mobil. Mereka cuma pamer aja, tapi belum bisa dinikmati secara luas oleh pelanggannya,” jelas Munir.

Baca juga: Smartfren Fokus Penuhi Kebutuhan Konsumen

Menurutnya, Smartfren tidak ingin ikut-ikutan klaim-klaiman soal 5G. Tapi tidak masalah kalau niatnya hanya untuk mengedukasi masyarakat, bahwa kita akan menuju ke era 5G.

“Untuk knowledge atau edukasi ke masyarakat sih tidak masalah. Karena saat ini 5G di semua operator masih dalam tataran konsep, jadi masyarakat perlu diedukasi,” imbuhnya.

Seperti diketahui, saat ini teknologi 5G sedang menjadi perhatian karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan teknologi 4G. Teknologi 5G sendiri menawarkan kecepatan yang jauh lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya, termasuk latensi yang lebih rendah sehingga mampu memberi akses real-time. [HBS]

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI