Telset.id, Jakarta – Para peneliti dari University of Toronto, Kanada, mengembangkan printer 3D kulit berukuran portabel. Perangkat itu bisa menempelkan kulit 3D di lengan atau bagian tubuh lain.
Menurut laporan Digital Trends, para peneliti mengatakan bahwa printer 3D kulit tersebut adalah alat pertama yang bisa membentuk kulit secara langsung di atas luka dalam waktu cuma kurang dari dua menit.
{Baca juga: Di Tangan Ilmuwan, Ponsel Bisa jadi Mikroskop}
Para peneliti menyatakan, printer yang mudah digenggam maupun dioperasikan itu mampu seketika mencetak lapisan jaringan kulit untuk menyembuhkan dan menutupi luka.
Mereka menambahkan, teknologi yang diterapkan di printer tersebut serupa dengan cangkok kulit. Bedanya, printer 3D buatan para ilmuwan tidak memerlukan kulit sehat dari donor untuk dicangkokkan kepada objek.
Ada banyak mesin yang memiliki cara kerja sama dengan printer kulit ini. Akan tetapi, perangkat serupa yang sudah ada hanya dipakai untuk pengembangan, bukan untuk keperluan medis.
Axel Guenther, anggota tim peneliti University of Toronto, mengemukakan bahwa penggunaan printer 3D untuk keperluan medis butuh banyak persyaratan dan poin standardisasi.
“Kebanyakan, printer 3D yang ada berukuran besar, bekerja dengan kecepatan rendah, berharga mahal, dan tidak bisa digunakan untuk keperluan klinis. Namun, tidak demikian dengan printer ini,” kata Axel.
Sayang, sejauh ini printer ciptaan para peneliti belum dicoba diterapkan di kulit manusia. Mereka baru mempraktikkannya di kulit babi. Mereka berharap, ke depan alat itu bisa menutup luka kulit manusia.
{Baca juga: Keren! Kubah Bahan Bakar Satelit Ini Dibuat dengan Printer 3D}
Sebelumnya, Lockheed Martin telah berhasil mencetak benda terbesar dengan printer canggih tersebut, yakni berupa kubah titanium besar untuk tangki bahan bakar roket atau satelit.
Kubah ini memiliki ukuran diameter empat kaki, sehingga menjadi benda ruang 3D terbesar, dibanding komponen ruang hasil printer sebelumnya yang berupa wadah elektronik yang berukuran sebesar pemanggang roti. [SN/HBS]
Sumber: Digitaltrends